Kamis, 06 Februari 2014

metamorfosis pada lalat



METAMORFOSIS PADA LALAT
LAPORAN PENYELIDIKAN SEDERHANA
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
KonsepDasar IPA SD
Yang dibimbingolehDra.Hj.WasihDS.,M.Pd






Oleh :
Kelompok 1

                                 1.      SatrioKurniaAngriawan             (120151401070) / (01)
2.      Dian RetnoAnggraini                 (120151401096) / (04)
3.      AyuDevia M. H                        (120151406046) / (21)
4.      SebiRedianPrasetya                  (120151411916) / (38)
5.      LusiAminati                              (120151411936) / (41)





Description: um-logo.jpg








UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Maret 2013



A.  Judul Penyelidikan            :
Percobaan Metamorfosis Pada Lalat Rumah

B.     RumusanMasalah            :
1.    Apakah lalat rumah mengalami metamorfosis ?
2.    Bagaimana proses metamorphosis pada lalat rumah ?

C.     TujuanPenyelidikan         :
1.    Menjelaskan adanya proses metamorfosis pada lalat rumah.
2.    Menjelaskan proses terjadinya metamorfosis lalat rumah.

D.    KajianPustaka                  :
(Davies, 2003 : 3) berpendapat bahwa, “metamorfosis adalah suatu proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan fisik dan/atau struktur setelah kelahiran atau penetasan. Perubahan itu terjadi akibat pertumbuhan sel dan differensiasi sel yang secara radikal berbeda.”
Metamorfosis biasanya terjadi pada fase berbeda-beda, dimulai dari
larva atau nimfa, kadang melewati fase pupa, dan berakhir sebagai spesies dewasa. Ada dua macam metamorfosis utama pada
serangga, hemimetabolisme dan holometabolisme.
Hemimetabolisme merupakan metamorfosis tidak sempurna.
Fase spesies yang belum dewasa pada metamorfosis biasanya
disebut larva. Tapi pada metamorfosis kompleks pada kebanyakan
spesies serangga, hanya fase pertama yang disebut larva dan
terkadang memiliki nama yang berbeda. Pada hemimetabolisme,
perkembangan larva berlangsung pada fase pertumbuhan berulang
dan ekdisis (pergantian kulit), fase ini disebut instar.
Holometabolisme merupakan metamorfosis sempurna. Pada
holometabolisme, larva sangat berbeda dengan dewasanya.
Serangga yang melakukan holometabolisme melalui fase larva,
kemudian memasuki fase tidak aktif yang disebut pupa, atau chrysalis,
dan akhirnya menjadi dewasa. Salah satu contohnya adalah lalat rumah.
 Sembel (2009) mengatakan :
“Lalat Rumah atau Musca Domestica meruapakan lalat yang paling umum dikenal orang, karena lalat ini biasanya hidup berasosiasi dengan manusia. Musca Domestica berukuran sedang dengan panjang 6-9 mm, berwarna abu – abu, mempunyai empat pita yang berupa garis memanjang pada permukaan toraks.”

Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa lalat rumah mengalami metamorfosis sempurna. Dikarenakan lalat rumah sering kita jumpai maka  akan mudah bagi kita untuk mengamati perubahan dalam metamorfosis yang dialaminya.
Siklus hidup lalat berlangsung melalui metamorphose sempurna dari
mulai telur, larva, pupa dan akhirnya menjadi dewasa:
a. Telur
 Telur yang dihasilkan berbentuk oval, berwarna putih dan
 berukuran 10 mm dan bisa mengelompok sebanyak 75-150 telur setiap
 kelompoknya. Telur diletakkan pada bahan-bahan organik yang lembab
 (sampah, kotoran binatang dan lain-lain) pada tempat yang tidak
 langsung kena sinar matahari dan biasanya telur menetas setelah 12
 jam, tergantung dari suhu sekitarnya.
 b. Larva atau tempayak
Tingkat I
Telur yang baru menetas, disebut istar I berukuran panjang 2 mm, berwarna putih, tidak bermata dan berkaki, amat aktif dan ganas terhadap makanan, setelah 1-4 hari melepas kulit keluar istar II.
Tingkat II
Ukuran besarnya 2 kali instar I, sesudah satu sampai beberapa hari, kulit mengelupas keluar instar III.
 Tingkat III
Larva berukuran 12 mm atau lebih, tingkat ini memakan waktu sampai 3 sampai 9 hari.
 Larva diletakkan pada tempat yang disukai dengan temperatur 30- 35 0 C dan akan berubah menjadi kepompong dalam waktu 4-7 hari.






c. Pupa atau kepompong.
 Kepompong lalat berbentuk lonjong dan umumnya berwarna merah
 atau coklat. Jaringan tubuh larva berubah menjadi jaringan tubuh
 dewasa. Stadium ini berlangsung 3-9 hari dan temperatur yang disukai
 ± 35 0 C, kalau stadium ini sudah selesai, melalui celah lingkaran pada
 bagian anterior keluar lalat muda.
 d. Lalat dewasa
 Proses pematangan menjadi lalat dewasa kurang lebih 15 jam dan
 setelah itu siap mengadakan perkawinan. Umur lalat dewasa dapat
 mencapai 2-4 minggu.


E.     Hipotesis                          :
Diduga lalat rumah mengalami proses metamorfosis yang sempurna.

F.      Variabel Penyelidikan     :
1.    Variabel bebas             : Daging ayam yang diletakkan dalam gelas
  kaca yang ditutup kain kasa setelah dihinggapi lalat karena hinggapnya lalat meninggalkan telur.
2.    Variabel terikat : Adanya larva yang hidup kami memilih hal ini
  sebagai variabel terikat karena akibat dari adanya telur lalat yang telah berkembang.
3.    Variabel kontrol            : Daging ayam yang diletakkan dalam gelas kaca
yang tidak dihinggapi lalat dan ditutup dengan kain kasa karena sebagai pembanding adanya telur lalat yang muncul. .

G.    AlatdanBahan                  :
1.    Alat :
·        2 buah gelas kaca
·        Kain kasa
·        2 buah karet gelang
2.    Bahan:
·        2 Potong daging ayam

H.    Langkah Kerja Penyelidikan      :
1.   Menyiapkan alat dan bahan yang terdiri dari dua buah gelas kaca, satu gulung kain kasa dan dua buah karet gelang, serta dua potong daging ayam masing - masing 20 gram
2.   Meletakkan masing – masing satu potong daging ayam yang telah dicuci pada setiap gelas kaca.
3.   Memberi tanda pada setiap gelas kaca dengan label A dan B di tempat terbuka, menunggu hingga ada lalat yang hinggap pada daging tersebut.
4.    Menutup gelas kaca berlabel A dan B yang sudah terdapat daging ayam
            didalamnyadenganmenggunakankainkasa. Dan mengikatrapat-rapatdengankaretgelang
5.    Melakukanpengamatansetiapharipadakeduagelaskaca, A dan B dan
     mencatatsegalaperubahan yang terjadididalammasing-masinggelas.
6.      Melakukanpengamatansampaimenemukanlalatmuda
7.      Mecatathasilpengamatan

I.       Data PenyelidikandanDeskripsi Data    :

Tabel Data Hasil Penyelidikan
No
Hari/ tanggal
Jam
Gelas  A
Gelas  B
Perubahan
Keterangan
Perubahan
Keterangan
1
Selasa
05-03-13
14.00
-
Daging ayam   di gelas  masih segar setelah dihinggapi lalat.
-
Daging ayam di gelas  masih segar
2
Jum’at
08-03-13
10.00
ada
Daging ayam berubah warna menjadi kekuningan, mengeluarkan bau busuk, berlendir, dan terbentuk satu larva  
Ada
Daging ayam berubah warna menjadi kekuningan, mengeluarkan bau busuk, berlendir, dan terdapat 2 larva
3
Senin
11-03-13
13.00
Ada
Muncul larva-larva kecil berwarna putih yang semakin banyak
Ada
Muncul larva-larva kecil berwarna putih yang semakin banyak
4
Kamis
14-03-13
14.00
Ada
Daging ayam hancur dan berwarna gelap
Ada
Daging ayam dalam gelas  berkurang, dan keadaannya kering serta terdapat pupa dari larva.
5
Minggu
17-03-13
19.00
Ada
Daging ayam menyusut dan semakin membusuk serta lender semakin banyak, sebagian larva mati.
Ada
Pupa mengalami perubahan warna menjadi coklat tua
6
Rabu
20-03-13
16.00
Ada
Daging ayam semakin menyusut dan hancur.
Ada
Terdapat 1 lalat muda dan sebagian masih berbentuk pupa.







7.
Sabtu
23-03-13
13.00
Ada
Daging ayam menjadi hancur
Ada
Semakin banyak lalat  dewasa, namun ada sebagian kecil pupa yang tidak berkembang (mati)

Deskripsi data                          :
Pada hari pertama percobaan belum terjadi perubahan baik di gelas  A maupun B. Pada hari ke-tiga, di gelas A daging ayam berubah warna menjadi kekuningan, mengeluarkan bau busuk, berlendir, dan terbentuk satu larva  , sedangkan pada gelas B keadaan daging ayam berubah warna menjadi kekuningan, mengeluarkan bau busuk, berlendir, dan terdapat 2 larva. Pada hari ke-sembilan, daging ayam dalam gelas A dan B muncul larva-larva kecil berwarna putih yang semakin banyak. Pada hari ke-dua belas, daging ayam pada gelas A hancur dan berwarna gelap, sedangkan pada gelas  B daging ayam dalam gelas  berkurang, dan keadaannya kering serta terdapat pupa dari larva. Pada hari ke-lima belas, pada gelas A daging ayam semakin menyusut dan hancur, sedangkan pada gelas B pupa mengalami perubahan warna menjadi coklat tua. Pada hari ke-delapan belas, pada gelas A daging ayam semakin menyusut dan hancur, sedangkan pada gelas B terdapat 1 lalat muda dan sebagian masih berbentuk pupa. Pada hari ke-duapuluh satu pada gelas A daging ayam menjadi hancur, sedangkan pada gelas B semakin banyak lalat  dewasa, namun ada sebagian kecil pupa yang tidak berkembang (mati).

J.      Analisis Data                    :
Pada pecobaan ini, daging ayam yang tidak dihinggapi lalat tidak terdapat larva dan hanya mengalami pembusukan pada daging ayam, sedangkan pada daging ayam yang dihinggapi lalat terdapat larva, sehingga dapat dipastikan bahwa larva tersebut berasal dari telur lalat yang menetas. Kemudian larva tumbuh dan berkembang lalu berubah menjadi pupa. Setelah mengalami fase pupa akan keluar lalat muda . Sehingga dapat disimpulkan bahwa lalat mengalami metamorphosis sempurna dengan fase telur-larva-pupa-lalat.

K.    Simpulan                           :
            Lalat mengalami metamorfosis sempurna melalui empat tahapan yakni dari telur – larva – pupa – sampai menjadi lalat dewasa.

L.       DaftarRujukan
       pada tanggal 14-03-2012).
       pada tanggal 14-03-2012).
domestica.htm(dikases pada tanggal 14-03-2012).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar