METAMORFOSIS PADA LALAT
LAPORAN PENYELIDIKAN SEDERHANA
UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
KonsepDasar
IPA SD
Yang
dibimbingolehDra.Hj.WasihDS.,M.Pd
Oleh
:
Kelompok 1
2.
Dian
RetnoAnggraini (120151401096)
/ (04)
3.
AyuDevia M. H (120151406046) / (21)
4.
SebiRedianPrasetya (120151411916) / (38)
5.
LusiAminati (120151411936) /
(41)

UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
JURUSAN
KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH
PROGRAM STUDI S1
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Maret 2013
A. Judul
Penyelidikan :
Percobaan Metamorfosis Pada
Lalat Rumah
B. RumusanMasalah :
1. Apakah lalat rumah mengalami
metamorfosis ?
2. Bagaimana proses metamorphosis pada lalat
rumah ?
C. TujuanPenyelidikan :
1. Menjelaskan adanya proses metamorfosis pada
lalat rumah.
2. Menjelaskan proses terjadinya metamorfosis
lalat rumah.
D. KajianPustaka :
(Davies, 2003 : 3)
berpendapat bahwa, “metamorfosis adalah suatu proses
perkembangan biologi
pada hewan
yang melibatkan perubahan penampilan fisik dan/atau struktur setelah kelahiran
atau penetasan. Perubahan itu terjadi akibat pertumbuhan sel
dan differensiasi sel yang secara radikal berbeda.”
Metamorfosis
biasanya terjadi pada fase berbeda-beda, dimulai dari
larva
atau nimfa, kadang melewati fase pupa, dan berakhir sebagai spesies dewasa. Ada
dua macam metamorfosis utama pada
serangga,
hemimetabolisme dan holometabolisme.
Hemimetabolisme merupakan metamorfosis tidak
sempurna.
Fase
spesies yang belum dewasa pada metamorfosis biasanya
disebut
larva. Tapi pada metamorfosis kompleks pada kebanyakan
spesies
serangga, hanya fase pertama yang disebut larva dan
terkadang
memiliki nama yang berbeda. Pada hemimetabolisme,
perkembangan
larva berlangsung pada fase pertumbuhan berulang
dan
ekdisis (pergantian kulit), fase ini disebut instar.
Holometabolisme merupakan metamorfosis sempurna.
Pada
holometabolisme, larva sangat berbeda dengan
dewasanya.
Serangga
yang melakukan holometabolisme melalui fase larva,
kemudian
memasuki fase tidak aktif yang disebut pupa, atau chrysalis,
dan
akhirnya menjadi dewasa. Salah satu contohnya adalah lalat rumah.
Sembel (2009) mengatakan :
“Lalat
Rumah atau Musca Domestica meruapakan lalat yang paling umum dikenal orang,
karena lalat ini biasanya hidup berasosiasi dengan manusia. Musca Domestica
berukuran sedang dengan panjang 6-9 mm, berwarna abu – abu, mempunyai empat
pita yang berupa garis memanjang pada permukaan toraks.”
Berdasarkan pendapat
diatas dapat dipahami bahwa lalat rumah mengalami metamorfosis sempurna.
Dikarenakan lalat rumah sering kita jumpai maka
akan mudah bagi kita untuk mengamati perubahan dalam metamorfosis yang
dialaminya.
Siklus hidup lalat
berlangsung melalui metamorphose sempurna dari
mulai telur, larva, pupa dan akhirnya menjadi
dewasa:
a. Telur
Telur yang
dihasilkan berbentuk oval, berwarna putih dan
berukuran 10
mm dan bisa mengelompok sebanyak 75-150 telur setiap
kelompoknya.
Telur diletakkan pada bahan-bahan organik yang lembab
(sampah,
kotoran binatang dan lain-lain) pada tempat yang tidak
langsung kena
sinar matahari dan biasanya telur menetas setelah 12
jam,
tergantung dari suhu sekitarnya.
b. Larva atau
tempayak
Tingkat
I
Telur yang baru menetas, disebut istar I berukuran
panjang 2 mm, berwarna putih, tidak bermata dan berkaki, amat aktif dan ganas
terhadap makanan, setelah 1-4 hari melepas kulit keluar istar II.
Tingkat
II
Ukuran besarnya 2 kali instar I, sesudah satu sampai
beberapa hari, kulit mengelupas keluar instar III.
Tingkat III
Larva berukuran 12 mm atau lebih, tingkat ini
memakan waktu sampai 3 sampai 9 hari.
Larva diletakkan
pada tempat yang disukai dengan temperatur 30- 35 0 C dan akan berubah menjadi
kepompong dalam waktu 4-7 hari.
c. Pupa atau kepompong.
Kepompong
lalat berbentuk lonjong dan umumnya berwarna merah
atau coklat.
Jaringan tubuh larva berubah menjadi jaringan tubuh
dewasa.
Stadium ini berlangsung 3-9 hari dan temperatur yang disukai
± 35 0 C,
kalau stadium ini sudah selesai, melalui celah lingkaran pada
bagian
anterior keluar lalat muda.
d. Lalat
dewasa
Proses
pematangan menjadi lalat dewasa kurang lebih 15 jam dan
setelah itu
siap mengadakan perkawinan. Umur lalat dewasa dapat
mencapai 2-4
minggu.
E. Hipotesis :
Diduga
lalat rumah mengalami proses metamorfosis yang sempurna.
F. Variabel Penyelidikan :
1. Variabel bebas : Daging ayam yang diletakkan dalam gelas
kaca yang ditutup kain kasa setelah
dihinggapi lalat karena hinggapnya lalat meninggalkan telur.
2. Variabel terikat : Adanya larva
yang hidup kami memilih hal ini
sebagai variabel terikat karena akibat dari adanya
telur lalat yang telah berkembang.
3. Variabel kontrol :
Daging ayam yang diletakkan dalam gelas
kaca
yang tidak
dihinggapi lalat dan ditutup dengan
kain kasa karena sebagai pembanding
adanya telur lalat yang muncul. .
G. AlatdanBahan :
1. Alat :
·
2
buah gelas kaca
·
Kain
kasa
·
2
buah karet gelang
2. Bahan:
·
2
Potong daging ayam
H. Langkah
Kerja Penyelidikan :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang terdiri dari
dua buah gelas kaca, satu gulung kain kasa dan dua buah karet gelang, serta dua
potong daging ayam masing - masing 20 gram
2. Meletakkan masing – masing satu potong daging
ayam yang telah dicuci pada setiap gelas kaca.
3. Memberi tanda pada setiap
gelas kaca dengan label A dan B di tempat terbuka, menunggu hingga ada lalat
yang hinggap pada daging tersebut.
4. Menutup gelas kaca berlabel A dan B yang sudah terdapat
daging ayam
didalamnyadenganmenggunakankainkasa.
Dan mengikatrapat-rapatdengankaretgelang
5. Melakukanpengamatansetiapharipadakeduagelaskaca,
A dan B dan
mencatatsegalaperubahan
yang terjadididalammasing-masinggelas.
6. Melakukanpengamatansampaimenemukanlalatmuda
7. Mecatathasilpengamatan
I. Data
PenyelidikandanDeskripsi Data :
Tabel
Data Hasil Penyelidikan
No
|
Hari/ tanggal
|
Jam
|
Gelas A
|
Gelas B
|
||
Perubahan
|
Keterangan
|
Perubahan
|
Keterangan
|
|||
1
|
Selasa
05-03-13
|
14.00
|
-
|
Daging ayam di
gelas masih segar setelah dihinggapi lalat.
|
-
|
Daging ayam di gelas
masih segar
|
2
|
Jum’at
08-03-13
|
10.00
|
ada
|
Daging ayam berubah warna menjadi
kekuningan, mengeluarkan bau busuk, berlendir, dan terbentuk satu larva
|
Ada
|
Daging ayam berubah warna menjadi
kekuningan, mengeluarkan bau busuk, berlendir, dan terdapat 2 larva
|
3
|
Senin
11-03-13
|
13.00
|
Ada
|
Muncul larva-larva kecil berwarna
putih yang semakin banyak
|
Ada
|
Muncul larva-larva kecil berwarna
putih yang semakin banyak
|
4
|
Kamis
14-03-13
|
14.00
|
Ada
|
Daging ayam hancur dan berwarna gelap
|
Ada
|
Daging ayam dalam gelas berkurang, dan keadaannya kering serta terdapat pupa dari larva.
|
5
|
Minggu
17-03-13
|
19.00
|
Ada
|
Daging ayam menyusut dan semakin
membusuk serta lender semakin banyak,
sebagian larva mati.
|
Ada
|
Pupa mengalami perubahan warna
menjadi coklat tua
|
6
|
Rabu
20-03-13
|
16.00
|
Ada
|
Daging ayam semakin menyusut dan
hancur.
|
Ada
|
Terdapat 1 lalat muda dan sebagian
masih berbentuk pupa.
|
|
||||||
7.
|
Sabtu
23-03-13
|
13.00
|
Ada
|
Daging ayam menjadi hancur
|
Ada
|
Semakin banyak lalat dewasa, namun ada sebagian kecil pupa yang
tidak berkembang (mati)
|
Deskripsi
data :
Pada hari pertama percobaan belum terjadi perubahan baik
di gelas A maupun B. Pada hari ke-tiga,
di gelas A daging ayam berubah warna menjadi kekuningan, mengeluarkan bau
busuk, berlendir, dan terbentuk satu larva
, sedangkan pada gelas B keadaan daging ayam berubah warna menjadi
kekuningan, mengeluarkan bau busuk, berlendir, dan terdapat 2 larva. Pada hari
ke-sembilan, daging ayam dalam gelas A dan B muncul larva-larva kecil berwarna putih yang semakin banyak. Pada hari ke-dua belas, daging ayam pada gelas A hancur dan
berwarna gelap, sedangkan pada gelas B daging ayam dalam gelas berkurang, dan keadaannya kering serta terdapat pupa dari larva. Pada hari ke-lima belas, pada gelas A daging ayam semakin menyusut dan hancur, sedangkan pada gelas B pupa mengalami perubahan warna
menjadi coklat tua.
Pada hari ke-delapan belas, pada gelas A daging ayam semakin menyusut dan
hancur, sedangkan pada gelas B terdapat 1 lalat muda dan sebagian masih berbentuk pupa. Pada hari
ke-duapuluh satu pada gelas A daging ayam menjadi hancur, sedangkan pada gelas
B semakin banyak lalat dewasa, namun ada
sebagian kecil pupa yang tidak berkembang (mati).
J. Analisis
Data :
Pada
pecobaan ini, daging ayam yang tidak dihinggapi lalat tidak terdapat larva dan
hanya mengalami pembusukan pada daging ayam, sedangkan pada daging ayam yang
dihinggapi lalat terdapat larva, sehingga dapat dipastikan bahwa larva tersebut
berasal dari telur lalat yang menetas. Kemudian larva tumbuh dan berkembang
lalu berubah menjadi pupa. Setelah mengalami fase pupa akan keluar lalat muda .
Sehingga dapat disimpulkan bahwa lalat mengalami metamorphosis sempurna dengan
fase telur-larva-pupa-lalat.
K. Simpulan :
Lalat
mengalami metamorfosis sempurna melalui empat tahapan yakni dari telur – larva
– pupa – sampai menjadi lalat dewasa.
L.
DaftarRujukan
pada tanggal 14-03-2012).
domestica.htm(dikases pada
tanggal 14-03-2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar