BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam era globalisasi
seperti saat ini kemajuan di bidang pendidikan berkembang seiring dengan
perkembangan zaman. Terkait kemajuan di bidang pendidikan, proses belajar
mengajar di kelas pun ikut berkembang. Cara mengajar guru saat ini tidak
seperti dulu yang hanya memberikan materi pada siswa tetapi saat ini guru
menjadi fasilitator bagi siswa. Siswa dituntut mandiri dalam mengkaji materi
pelajarannya dengan berdiskusi di dalam kelas mengenai materi yang dipelajari.
Dan salah satu komponen utama adalah dengan bertanya. Selain untuk nilai
partisipasi siswa, bertanya dalam pembelajaran di pandang sebagai kegiatan guru
untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa.
Seperti
sekarang ini orang, lembaga, bahkan Negara yang memiliki dan memanfaatkan
informasi akan lebih mampu menghadapi permasalahan dibandingkan pihak yang
kurang memiliki atau tidak dapat memanfaatkan informasi. Langkah-langkah untuk
memperoleh informasi antara lain dengan mencarinya pada sumber-sumber informasi
seperti media masa, media elektronik, perputakan, menggunakan
pertanyaan-pertanyaan untuk menggali informasi dari individu atau masyarakat.
Untuk mendapatkan informasi yang cukup lengkap diperlukan ketrampilan tertentu
dalam hal menyusun, memilih, dan menggunakan pertanyaaan.
Sebenarnya inti dari
setiap komunikasi antara manusia sangat tergantung pada kemampuan menggunakan
pernyataan-pernyataan yang dimengerti kedua belah pihak yang berkomunikasi.
Penggunaan pertanyaan misalnya oleh dua orang atau lebih dalam suatu pembicaraan
sehari-hari merupakan hal yang paling sering dilakukan. Dalam masa modern
seperti saat ini orang memiliki keterampilan berkomunikasi biasanya disukai
dalam pergaulan memahami inti
1
2
permasalahan dari hal yang dibicarakan
melalui penggunaan pertanyaan yang dimengerti oleh penerima pertanyaan atau
pertanyaannya efektif.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan bertanya dasar?
2. Bagaimana
penggunaan keterampilan bertanya dasar?
3. Apa
saja komponen-komponen bertanya lanjut?
4. Apa
saja klasifikasi jenis petanyaan pada
variasi taksonomi?
5. Bagaimana
penggunaan keterampilan bertanya untuk mengumpulkan data?
6. Bagaimana
cara keterampilan memperoleh dan menganalisis informasi?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui tentang maksud bertanya dasar.
2. Untuk
mengetahui tentang penggunaan keterampilan bertanya dasar.
3. Untuk
mengetahui tentang komponen-komponen bertanya lanjut.
4. Untuk
mengetahui tentang klasifikasi jenis petanyaan pada variasi taksonomi.
5. Untuk
mengetahui tentang penggunaan keterampilan bertanya untuk mengumpulkan data.
6. Untuk
mengetahi tentang cara keterampilan memperoleh dan menganalisis informasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Keterampilan
Bertanya
Dalam berbagai
kegiatan sehari-hari orang biasa bertanya. Kegiatan tanya jawab ini terjadi di
rumah, di pasar, di perjalanan, di kantor, di sekolah, dan dimanapun selalu
terjadi kegiatan tanya jawab. Dalam kegiatan sehari-hari pertanyaan ditujukan
untuk memperoleh informasi yang belum diketahuai oleh si penanya. Misalnya
seseorang menanyakan jam berapa sekarang. Pertanyaan ini diajuakan karena si
penanya belum mengetahui dan ingin mengetahui jam berapa saat ini. Demikian
juga jika seseorang dalam perjalanan menanyakan rumah makan terdekat. Tujuan
pertanyaannya adalah untuk memperoleh informasi yang tepat mengenai lokasi atau
arah kemana harus menuju rumah makan yang belum diketahuinya.
Namun, untuk
informasi yang memiliki tujuan bukan sekedar mengetahui sesuatu fakta atau
informasi sederhana diperlukan cara bertanya yang sesuai dengan informasi yang
tidak sederhana yang ingin diperoleh. Keterampilan bertanya sangat diperlikan
oleh banyak orang dalam berbagai bidang pekerjaan. Orang yang paling sering
menggunakan pertanyaan untuk keperluan pekerjaannya antara lain seperti
pewawancara, wartawan, peneliti, dan guru. Semua profesi tersebut memebutuhkan
keterampilan bertanya dalam rangka mengumpulkan, menggali, mengkonfirmasikan,
dan menyampaikan informasi bagi kepentingan tertentu yang biasanya sudah
direncanakan. Untuk memeperoleh keterampilan bertanya tersebut maka perlu memahami
esensi dari pertanyaan-pertanyaan yang baik
melalui membuat latihan-latihan pertanyaan baik dalam bentuk tulisan
maupun lisan. Sebenarnya inti dari setiap komunikasi antara manusia sangat
tergantung pada kemampuan menggunakan pernyataan-pernyataan yang dimengerti
kedua belah pihak yang berkomunikasi. Penggunaan pertanyaan misalnya oleh dua
orang atau lebih dalam suatu pembicaraan sehari-hari
3
4
merupakan hal yang paling sering
dilakukan. Dalam masa modern seperti saat ini orang memiliki keterampilan
berkomunikasi biasanya disukai dalam pergaulan memahami inti permasalahan dari
hal yang dibicarakan melalui penggunaan pertanyaan yang dimengerti oleh
penerima pertanyaan atau pertanyaannya efektif.
Pengertian ketrampilan
bertanya menurut marno (2008 : 115) adalah suatu pengajaran itu sendiri, sebab
pada umumnya guru dalam pengajarannya selalu melibatkan/menggunakan tanya
jawab. Ketrampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban/balikan dari orang lain. Hampir seluruh proses evaluasi,
pengukuran, penilaian, dan pengujian dilakukan melalui pertanyaan.
Menurut Brown
bertanya adalah setiap pernyataan yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri
peserta didik. Cara untuk mengajukan pertanyaan yang berpengaruh positif bagi kegiatan
belajar peserta didik merupakan suatu hal yang tidak mudah. Oleh sebab itu,
sebagai pendidik kita hendaknya berusaha agar memahami dan menguasai penggunaan
keterampilan dasar mengajar bertanya. Menurut Samsuddin, bertanya berfungsi
untuk mengembangkan minat dan keingintahuan; memusatkan perhatian pada pokok
masalah; mendiagnosis kesulitan belajar; kemampuan memahami informasi;
kemampuan mengemukakan pendapat; dan mengukur hasil belajar.
Bertanya
merupakan bagian sangat penting dalam proses pembelajaran. Keterampilan
bertanya bahkan merupakan salah satu skill yang harus dimiliki oleh seorang
guru. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa keterampilan bertanya merupakan
salah satu item kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh setiap guru dan
calon guru. Menurut Fraengkel bahwa jantung strategi belajar yang efektif
terletak pada pertanyaan yang diajukan guru. Dalam mengajukan pertanyaan
membutuhkan keterampilan. keterampilan bertanya merupakan salah satu
keterampilan mengajar yang harus dimiliki guru disamping keterampilan memberi
penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan,
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan
5
memimpin diskusi kelompok kecil,
keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan mengajar perorangan.
Dalam proses belajar mengajar, pertanyaan yang
diajukan guru bertujuan agar siswa belajar, yaitu memperoleh pengetahuan dan
meningkatkan kemampuan berpikir.
Keterampilan
bertanya meliputi keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut.
Kemampuan bertanya dasar mempunyai beberapa kemampuan dasar yang perlu
diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Keterampilan bertanya
lanjut adalah keterampilan yang dimiliki guru setelah guru memiliki
keterampilan bertanya dasar yang lebih berusaha untuk mengembangkan kemampuan
siswa dalam berpikir, mendorong siswa agar kreatis dan memperbesar
partisipasi siswa .
Menurut Wragg dan Brown (1997), teknik
bertanya efektif yaitu mengurangi sedikit kekeliruan. kekeliruan ini misalnya
mengulangi pertanyaan sendiri, mengulangi jawaban siswa, menjawab pertanyaan
sendiri, menimbulkan pertanyaan ganda, pertanyaan yang memancing jawaban serentak,
dan menentukan siswa sebelum pertanyaan diajukan.
Seorang guru sudah
sepatutnya memiliki keterampilan bertanya yang optimal karena di antara
beberapa profesi sebagaimana dikemukakan diatas, gurulahyang paling sering
menggunakan pertanyaan dalam tugas mengajarnya setiap hari. Meskipun tujuan
berbagai pendidikan yang ada memiliki perbedaan-perbadaan mendasar, guru pada
umumnya bertanya selalu bertanya kepada murid-muridnya. Bentuk pertanyaan bisa
dilakukan untuk siswa secara perorangan untuk kelompok, ataupun seluruh
kelas.Dari banyak hasil penelitian telah terbukti bahwa penggunaan pertanyaan memiliki pengaruh yang
sangat berarti tidak hanya terhadap hasil belajar siswa, tetapi juga pada
suasana sosial di lingkungan kelas maupun suasana emosional antar guru dengan
murid dan diantara murid dengan murid.
6
Guru yang menggunakan
strategi bertanya yang baik kepada murid secara individual ternyata membantu
murid membentuk harga diri, menciptakan rasa aman dan memahami identitasnya.
Melalui penggunaan pertanyaan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajarnya juga
meningkatkan rasa berpikir siswa, mempengaruhi secara positif dalam pencapaian
hasil belajar siswa, menjamin rasa percaya. (Cunningham:1994).
Dari uraian di atas
jelaslah para guru tidak hanya belajar bagaimana “bertanya” yang baik dan benar, tetapi juga
harus memahami bagaimana pengaruh setiap bentuk dan jenis pertanyaan terhadap
proses belajar siswa di dalam kelas.
Dalam proses belajar mengajar tujuan
pertanyaan yang diajukan guru adalah agar siswa belajar, yaitu memperoleh
pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir. Dalam PMB setiap pertanyaan
baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntut tanggapan sehingga siswa
dapat memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir termasuk dalam
kelompok guru memberikan pertanyaan. Contohnya; “Siapa Proklamator Indonesia?”
Ini adalah kalimat tanya yang meminta siswa mengingat kembali apa yang telah
dipelajarinya. Contoh lain: “Jelaskan pendapatmu tentang hutan di Kalimantan
dan Sumatera pada tahun 2000 jika kebakaran hutan terus terjadi dan tidak bisa
dipadamkan dengan sempurna!” Kalimat ini bukan kalimat tanya melainkan kalimat
perintah yang menghendaki siswa mengembangkan kemampuan berpikirnya, menyusun
apa yang telah diketahui untuk menyusun
suatu ramalan. Oleh karena itu kalimat perintah ini termasuk dalam kategori
kalimat pertanyaan.
Cara mengajukan
pertanyaan yang dilakukan seorang guru untuk mendapat hasil positif bagi
kegiatan belajar sisiwa merupakan suatu hal yang mudah. Oleh karena itu seorang
guru harus berusaha agar memahami dan menguasai keterampilan bertanya sebagai
salah satu dari keterampilan mengajarnya.
Keterampilan bertanya
terdiri dari keterampilan bertanya dasar dan
keterampilan bertanya lanjut (Bolla dan Pah: 1984). Keterampilan bertanya
dasar memiliki beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan
segala jenis pertanyaan, sementara keterampilan bertanya lanjut merupakan
7
lanjutan dari keterampilan bertanya
dasar yang lebih mengutamakan upaya mengembangkan kemampuan berpikir siswa agar
terbiasa melakukan inisiatif sendiri.
Beberapa penyebab
penting mengapa keterampilan bertanya sangat penting dimiliki guru antara lain
kebiasaan guru terlalu banyak menggunakn metoda ceramah, kebiasaan siswa dalam
bertanya, melatih siswa mengemukakan gagasan, dan memperbaiki salah persepsi
tentang bertanya. Pertama, kebiasaan guru mengajar hanya menggunakan metode
ceramah yang tidak menguntungkan bagi tercapainya tujuan pengajaran karena
cenderung menempatkan guru sebagi sumber informasi, sedangkan siswa hanya
sebagai penerima informasi yang pasif. Kedua, latar belakang kehidupan anak
dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang kurang biasa dimintakan pendapat
atau mengajukan pertanyaan. Ketiga, penggalakan mengemukakan pendapat. Cara
belajar siswa aktif merupakan pilihan yang menuntut siswa lebih banyak terlibat
secara mental dalam proses belajar mengajar, seperti bertanya, berusaha
menemukan jawaban-jawaban dari masalah yang dihadapi siswa. Keempat, anggapan
yang salah mengenai tujuan menggunakan pertanyaan yang hanya dipakai sebagai
instrumen evaluasi hasil belajar siswa.
Berdasarkan hal-hal
tersebut, tampak bahwa penguasaan keterampilan bertanya bagi seorang guru
adalah sangat penting, karena penguasaan keterampilan bertanya yang efektif dan
efisien dalam proses belajar mengajar diharapkan dapat menghasilakan perubahan
sikap kea rah positif dalam diri dan guru sehingga tujuan pengajaran dapat
dicapai secara optimal. Sebaliknya untuk pihak siswa, dan lebih banyak
mendengarkan informasi dari guru, menjadi lebih banyak berpartisipasi dalam
bentuk bertanya, menjawab pertanyaan dan mengajukan pendapat.
2.2
Penggunaan
Keterampilan Bertanya Dasar
Ada beberapa tujuan
yang ingim dicapai agar seorang guru dapat mengajukan pertanyaan dengan
menggunakan keterampilan bertanya secara tepat.
Tujuan yang ingin dicapai dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa
antara lain: membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok
8
bahasan; memusatkan perhatian siswa
terhadap suatu pokok bahasan atau konsep; mendiagnosis kesulitan-kesulitan
khusus yang menghambat siswa belajar; mengembangkan cara belajar siswa aktif; memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi; memperbaiki salah pengertian
dan salah pemahaman konsep oleh siswa; mendorong siswa mengemukakan pendapatnya dalam diskusi;
menguji dan mengukur hasil belajar siswa” (Bolla dan Pah; 1984)
1)
Hal-hal
yang perlu diperhatikan
Beberapa
hal yang harus diperhatikan agar tujuan menggunakan keterampilan bertanya oleh
guru dapat tercapai, antara lain guru harus memperhatikan ketepatan dalam
pemakaian bahasa sehingga anak dapat memahami suatu konsep secara logis jika
pertanyaannya ringkas dan jelas, serta frekuensi pertanyaaan yang tidak terlalu
tinggi untuk jaraku perlu waktu sebentar. Pertanyaan yang dikemukakan guru
perlu diarahkan pada pelajaran atau informasiyang dikaitkan selaras dengan
materi pelajaran sehingga dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran.
Untuk
membantu siswa agar dapat memberikan
terhadap pertanyaan guru, pertanyaan harus disusun dengan kata yang sesuai
dengan tingakat perkembangan anak atau siswa yang ada dalam suatu kelas agar
apa yang dimaksud dapat dicerna oleh pikiran mereka. Sering dilupakan perbedaan
perbendaraan kata-kata antara siswa dengan guru, atau menganggap rendah tingkat
berpikir siswa. Penggunaan dan pemilihan kata sebaiknya seefisien mungkin.
Pertanyaan yang panjang dan melantur akan sulit untuk ditangkap oleh pikiran
siswa dan biasanya tidak jelas apa yang menjadi tugas siswa secara khusus.
Kadang-kadang dalam menyusun pertanyaan dapat diberikan kata-kata kuncinya
untuk mengarahkan jawaban siswa. Dengan demikian pernyataan dapat disusun
sedemikian rupa sehingga tugas siswa menjadi lebih jelas dan dapat memilih
kata-kata dan menyusun kalimat untuk menjawab pertanyaan dari guru.
Guru
menginformasikan ruang lingkup atau struktur (acuan) permasalahan yang akan
didiskusikan. Selama pelajaran berlangsung
9
diusahakan
agar siswa menerima informasi yang relevan. Hal demikian dapat mendukung
hidupnya diskusi dan interaksi di antara para siswa dan juga dengan guru dan
diskusi tetap relevan dengan tujuan yang ditetapkan pada saat pelajaran
dimulai.
Ada
dua aspek yang dapat diambil dari komponen memfokuskan persoalan ini. Pertama
luang lingkup pertanyaan yang luas atau terbuka, contoh pertanyaan yang terbuka
dan luas: “Apa akibat dari devaluasi yang dilakukan pemerintah Indonesia?”
“Bagaimana iklim mempengaruhi cara berpakaian manusia?” “Apa pengaruh ASEAN
terhadap Indonesia?” pertanyaan tersebut memerlukan jawaban yang luas. Akan
lain halnya jika pertanyaan diubah menjadi contoh berikut: “Apa pengaruh ASEAN
terhadap politik luar negeri Indonesia?” Pernyataan terakhir lebih memfokus
kepersoalan khusus sehingga memungkinkan siswa untuk dapat menjawab secara
lebih terarah. Kedua jenis pertanyaan tersebut diperlukan dalam proses belajar
mengajar. Semua tergantung kepada tujuan serta masalah yang muncul dalam
diskusi di kelas. Pada umumnya pertanyaan meluas diajuakan pada saat diskusi
akan dimulai sebagai alat untuk melibatkan pikiran dan perhatian siswa secara
lebih optimal. Pertanyaan yang lebih mengarah diajuakan sebagai cadangan untuk
memberi informasi yang relevan dalam pertanyaan kepada siswa.
Aspek
kedua memfokuskan terhadap jumlah tugas yang harus dilakukan siswa sebagai
akibat dari pertanyaan guru. Contoh pertanyaan aneka fokus: “Apa pengaruh
devaluasi terhadap penghasilan petani, pedagang , dan pegawai negeri?”
Pertanyaan demikian membuat siswa berpikir secara terus-menerus dalam waktu
bersamaan sehingga kurang baik karena proses belajar menjadi berkurang.
Jika
siswa gagal menjawab pertanyaan atau jawabannya kurang sempurna atas pertanyaan
yang diajukan guru, maka guru perlu melakukan hal-hal berikut:
1) Menyusun
kembali kata-kata yang ada dalam pertanyaan semula dalam versi yang paralel.
Kegagalan siswa dalam menjawab pertanyaan
10
umunya disebabkan karena kegagalan
dalam memahami kata-kata dlam pertanyaan yang sulit dimengerti.
2) Menggunakan
pertanyaan yang sederhana yang relevan dengan pertanyaan pertama, misalnya
dengan menunjuk atau menggunakan pengalaman siswa, atau pengetahuan yang ada
untuk membantu siswa menafsirkan pertanyaan.
3) Mereview
informasi yang diberikan sebelumnya adakalanya dapat membantu siswa dalam
menjawab pertanyaan. Kegagalan siswa dalam menjawab dapat dipakai sebagai
petunjuk bahwa materi pelajaran yang telah diberikan memiliki tingkat kesukaran
yang agak tinggi.
Pemberian
tenggang waktu untuk berpikir setelah guru bertenya merupakan factor yang
sangat penting. Memberikan tenggang waktu kepada murid untuk menjawab
pertanyaan minimal lima detik setelah pertanyaan diajukan dan menunggu lima
detik setelah murid menjawab akan menghasilkan beberapa keuntungan, di
antaranya siswa yang merespon terhadap jawaban mengeluarkan pendapat bertambah
banyak, siswa yang bertanya juga semakin bertambah. Dan dari segi guru dengan
adanya pemberian waktu ini adanya kecenderuangan guru untuk menambah variasi
dalam bertanya (Rowe: 1974)
Dalam
bertanya guru harus memberikan giliran di antara para siswa, jika satu
pertanyaan yang diajukan guru tidak dijawab oleh seorang siswa, maka pertanyaan
itu sebaiknya diajukan kepada siswa lainnya. Dengan adanya pemberian giliran
untuk menjawab pertanyaan yang sama kepada siswa lainnya akan mengurangi
pembicaraan guru yang tidak perlu, serta dapat meningkatkan respon secara
langsung dari siswa dari siswa kepada temannya. Pemindahan giliran ini juga berlaku
sebagai alat untuk membagi dan mendistribusikan perhatian guru kepada seluruh
warga kelas agar sebanyak mungkin siswa dapat berpartisipasi.
Keantusiasan
dan kehangatan perlu diperhatikan guru saat mengajukan pertanyaan dan ketika
siswa memberikan jawaban. Upaya ini
11
bertujuan
agar perhatian para siswa di kelas lebih terfokus kepada pokok bahasan yang
sedang dibahas. Sikap, gaya guru, suara, ekspresi wajah, dan gerakan atau
posisi badan akan nampak dan tidaknya kehangatan yang diberikan oleh guru. Cara
lain yang dapat menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan guru ialah
dengan cara menerima jawaban siswa dan menggunakan jawaban itu sebagai titik
tolak uraian selanjutnya.
2)
Kebiasaan-kebiasaan
yang perlu dihindari
Di dalam mengajukan pertanyaan
ada beberapa hal yang perlu dihindari. Kebiasaan-kebiasaan tersebut antara
lain:
a) Mengulangi
pertanyaan sendiri.
Kebiasaan
ini akan menyebabkan siswa tidak memperhatikan pertanyaan guru karena
mengharapkan guru mengulang kembali pertanyaanya.
b)
Mengulangi jawaban
siswa.
Setelah suatu
pernyataan dikemukakan dan kemiduan siswa memberikan jawaban, sering terjadi
guru mengulangi kata-kata atau kalimat yang merupakan jawaban dari siswa. Dari
sisi hal ini dapat memberi penguatan bagi siswa yang menjawab pertanyaan, akan
tetapi dari sisi lain apabila mengulangi jawaban siswa ini menjadi kebiasaan
guru, akan menimbulkan hal yang tidak dikehendaki, diantaranya waktu terbuang
untuk mengulang jawaban yang sebenarnya tidak perlu. Hal lainnya dari segi
siswa adalah mereka tidak mendengarkan jawaban dari temannya karena
mengaharapkan guru mengulai jawaban itu sehingga mengurangi kesempatan untuk
belajar dari jawaban siswa lain.
c)
Menjawab pertanyaan
sendiri.
Kebiasaan ini akan
mengakibatkan siswa frustasi atau mungkin sekali mereka tidak mengikuti
pelajaran dengan baik. Siswa akan
beranggapan bahwa mereka tidak perlu memikirkan jawabannya, sebab guru
akan menjawabnya. Akibat lain yang akan lebih buruk lagi
12
adalah siswa-siswa
menampakkan sikap menyetujui jawaban guru sehingga guru berpendapat bahwa
siswa-siswa telah memahami pelajarannya, padahal belum tentu demikian keadaan
yang sebenarnya.
d)
Pertanyaan yang
memancing jawaban serentak
Ada beberapa jenis
pertanyaan yang memiliki sifat mengundang jawaban serentak. Pertama, pernyataan
yang jawabannya terlalu mudah. Kedua, pernyataan yang memiliki pancingan
tertentu yang mengundang jawaban serentak dan kata “kalian” dlam suatu
pertanyaan memiliki kecenderungan memancing semua siswa menjawab secara
serentak. Pertanyaan yang tidak termasuk dalam kedua jenis pertanyaan tersebut,
dapat saja dijawab secara serentak oleh siswa, jika saja guru secara tidak
sadar telah membiasakan siswa menjawab serentak. Kebiasaan ini perlu dihindari,
karena dengan menjawab secara serentak guru tidak dapat mengetahui dengan pasti
siapa yang menjawab dengan benar dan siapa yang menjawab salah. Dan kalian dalam
pertanyaan kedua memiliki kecenderungan memancing semua siswa menjawab secara
serentak. Pertanyaan yang tidak termasuk kedua jenis pertnyaan tersebut diatas
dapat saja dijawab serentak oleh siswa, jika guru secara tidak sadar telah
membiasakan siswa menjawab serentak. Kebiasaan ini perlu dihidari, karena
dengan menjawab serentak guru tidak dapat mengetahui pasti siapa yang menjawab
dengan benar dan siapa yang menjawab salah serta menutup kemungkinan akan adanya interaksi berikutnya.
e)
Pertanyaan ganda
Guru kadan-kadang tidak menyadari terbiasa mengajukan pertanyaan yang
meminta siswa untuk melakukan lebih dari satu tugas. Misalnya: “Siapakah pahlawan
nasional wanita dari Aceh?”, “Mengapa terjadi perlawanan rakyat Aceh?” “Dan apa
akibat perang terhadap pemerintahan kolonial Belanda?” Dalam pertanyaaan ini
terdapat tiga tugas sekaligus. Pertanyaan ganda ini dapat mematahkan semangat
siswa yang hanya sanggup menyelesaikan satu dari semua tugas itu, dan karena
itu dapat menyebabkan partisipasi siswa berkurang.
13
Pertanyaan ini
seharusnya diajukan dalam tiga pertanyaan diajukan dalam waktu yang terpisah.
Sebab itu jenis pertanyaan ganda, ini perlu dihindari.
f) Menunjuk
siapa yang harus menjawab sebelum mengajukan pertanyaan. Sebelum mengajukan
pertanyaan adakalanya guru menentukan nama siswa yang harus menjawab dapat
menyababkan siswa lain tidak memikirkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan
guru. Sebab itu pertanyaan hendaknya
diajukan terlebih dahulu kepada seluruh siswa, kemudian setelah menunggu
sejenak barulah menentukan siapa yang harus menjawab.
2.3 Komponen Komponen
Bertanya Lanjut
Keterampilan bertanya lebih lanjut dibentuk
di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu semua komponen bertanya dasar yaitu
pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan,
pemindahan giliran, penyabaran, pemberian waktu berfikir dan pemberian tuntutan
masih digunakan dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut meskipun tidak
dibahas lagi disini. Adapun
komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah: (1) pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam
menjawab pertanyaan; (2) pengaturan
urutan pertanyaan; (3) penggunaan
pertanyaan pelacak; (4) peningkatan terjadinya
interaksi.
1. Pengubahan tuntutan
tingkat kognitif tingkat tinggi dalam menjawab pertanyaan
Pada umumnya yang dikemukakan guru dapat mengundang
proses mental yang berbeda-beda. Ada yang menuntut proses berpikir rendah, dan
ada juga pertanyaan yang menuntut poses berpikir tinggi. Oleh sebab itu guru
dalam mengajukan pertanyaan hendaknya dapat berusaha mengubah tuntutan tingkat
kognitif dalam menjawab pertanyaan dari
tingkat yang sekedar mengingat fakta-fakta yang telah dipelajari siswa, ke
berbagai tingkat kognitif seperti dalam taksonomi tujuan pengajaran dari Bloom
yaitu tingkat kognitif yang lebih tinggi seperti pemahaman, penerapan,
sintesis, dan evaluasi. Selain menggunakan
pertanyaan-pertanyaan yang disusun dengan memperhatikan taksonomi Bloom
tersebut, guru dapat pula menyusun dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
14
pelacak untuk
memenuhi maksud pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan.
2.
Pengaturan
Urutan Pertanyaan
Guru hendaknya mengatur urutan pertanyaan
yang diajukan kepada siswa dari mulai tingkat kognitif rendah ketingkat
kognitif tinggi. Contonya, guru
memulai dengan mengajukan pertanyaan pemahaman setelah itu pertanyaaan
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Sebaliknya jangan bolak-balik
tidak menentu, misalnya guru sudah sampai pada pertanyaan analisis lalu kembali
pada pertanyaan penerapan atau pemahaman dan setelah itu kembali ke pertanyaan
analisis. Perpindahan secara tidak menentu, bolak-balik, maju mundur seperti
itu hanya akan membingungka siswa dan karenanya partisipasi siswa dalam
mengikuti pelajaran akan menurun. Untuk itu guru
hendaknya jangan cepat-cepat pindah dari pertanyaan-pertanyaan yang bermaksud
melacaki atau membangun tingkat kognitif tertentu, tetapi sebaiknya siswa dapat
diberi kesempatan untuk bekerja beberapa waktu lamanya pada satu tingkat
tertentu saja dulu, sampai mantap, baru pindah ke tingkat kognitif berikutnya.
3. Penggunaan Pertanyaan
Melacak
Jika
jawaban yang diberikan siswa dinilai oleh guru benar, tetapi masih dapat
ditingkatkan menjadi lebih sempurna, maka guru dapat mengajukan
pertanyaan-partanyaan pelacak kepada siswa. Ada
beberapa tehnik pertanyaan melacak yang dapat digunakan guru, yaitu
klarifikasi, memberikan alasan, meminta kesepakatan, meminta ketepatan jawaban,
meminta jawaban lebih relevan, meminta contoh, dan meminta jawaban lebih
kompleks.
a.
Klarifikasi
Jika
jawaban siswa kalimatnya kurang tepat kata-katanya, guru memberikan pertanyaan
pelacak yang meminta siswa menjelaskan dengan kata-kata lain sehingga jawaban
siswa menjadi lebih baik.
Contoh:
15
“Dapatkah kamu menjelaskan sekali lagi apa yang kamu
maksud dengan...?”
“Dapatkah kamu menjelaskan dengan kata-kata lain?”
“Dapatkah kamu membuat rangkuman singkat dari penjelasan
itu?”
b.
Meminta siswa
memberikan alasan
Guru
dapat meminta memberikan bukti untuk menunjang kebenaran suatu pandangan yang
diberikan dalam menjawab pertanyaan guru.
Contoh:
“Apa
bukti bahwa apa yang kamu katakan itu benar? ”
“Mengapa
kamu mengatakan demikian?”
“Bagaiman
kamu mendapat kesimpulan separti itu?”
c.
Meminta kesepakatan
pandangan
Guru
dapat memberikan kesempatan kepada siswa-siswi lainnya untuk menyatakan
persetujuan atau penolakan mereka serta memberikan alasan-alasannya terhadap
suatu pandangan yang diungkapkan oleh seorang siswa denga maksud agar diperoleh
pandangan yang benar dan dapat diterima oleh semua pihak.
Contoh:
“Siapa setuju dengan jawaban itu? Mengapa?”
“Adakah yang tidak setuju dengan pandangan itu?”
“Beri alasan mengapa kamu tidak setuju?”
d.
Meminta ketepatan
jawaban
Bila
jawaban siswa belum tepat guru dapat meminta siswa untuk meninjau kembali
jawaban itu agar diperoleh jawaban yang tapat dengan mengajukan pertanyaan
pelacak. Pertanyaan tersebut tentu saja tidak boleh membuat siswa malu. Andai
kata akan menyababkan siswa malu, lebih baik guru menggunakan teknik pemindahan
giliran.
Contoh:
16
Guru : “Siapa yang memilih presiden di negara
kita?”
Siswa
: “Rakyat”
Guru : “Ya, tapi apakah rakyat langsung memilih?”
Siswa
: “Tidak, presiden dipilih oleh rakyat melalui wakil-wakil mereka MPR.”
e.
Meminta jawaban
lebih relevan
Jika
jawaban siswa kurang relevan dengan pertanyaan yang diajukan guru, maka guru
dapat mengajukan pertanyaan yang memungkinkan siswa menilai kembali dengan
kata-kata lain sehingga jawaban tersebut benar dan relevan.
Contoh:
Guru : (guru baru
saja menerangkan masalah polusi di kota besar, lalu bertanya kepada siswa :
“Akibat-akibat buruk apa saja yang dapat timbul pada daerah industri?”
Siswa : “Penduduk desa akan berdatangan ke kota mencari
pekerjaan, sehingga upah buruh di kota menjadi murah”
Guru
: “Bagaimana hubungan jawabanmu dengan masalah polusi yang baru bapak terangkan tadi?”
f.
Meminta contoh
Siswa
dapat memberikan jawaban samar samar atau terlalu luas, guru dapat meminta
siswa itu untuk memberikan ilustrasi atau contoh-contoh nyata tentang apa yang
dimaksudnya.
Contoh
:
“Dapatkah
kamu memberikan satu atau dua contoh dari jawabanmu itu?”
“Coba
buat diagram untuk memperjelas jawabanmu”
g.
Meminta jawaban
kompleks
Jika
guru menganggap jawaban yang diberikan siswa masih dapat ditingkatkan menjadi
lebih luas dan dalam, maka guru meminta siswa tersebut untuk memberi penjelasan
atau ide-ide penting lainnya.
17
Contoh
:
“Dapatkah
kamu menjelaskan dengan lebih luas lagi dari ide yang kamu kemukakan tadi!”
“Dapatkah
kamu memberikan ide penting lainnya lagi mengenai hal itu!”
4.
Peningkatan
Terjadinya Interaksi.
Agar peserta didik lebih terlihat secara
keseluruhan, jawaban yang mungkin belum sempurna diberikan oleh salah seorang
siswa tidak harus langsung kita jawab, namun kita lontarkan kembali ke semua
orang agar memberikan komentar atau jawaban. Kalau bisa hindari menjadi tenaga
pendidik otoriter yang hanya mau menang sendiri dalam berpendapat tanpa
melibatkan peserta didik. Apalagi untuk konteks peserta didik sudah mampu
berpikir mandiri. Yang kita perlukan hanya kisi-kisiataupoin-poinpokoksaja.
2.4 Variasi Taksonomi
Untuk
variasi mengklarifikasikan jenis pertanyaan dan tujuan khusus cara berpikir
siswa dalam hubungannya dengan pertanyaan guru, digunakan konsep antara lain:
a)
Pertanyaan Ingatan
Pertanyaan menuntut ingatan adalah pertanyaan yang meminta
siswa untuk mengingat kembali informasi yang telah diterima sebelumnya. Mengingat tidak hanya terhadap pengetahuan tentang
fakta, tetapi juga mengingat akan konsep yang luas, generalisasi yang telah
didiskusikan, definisi, metode dalam mendekati masalah, kriteria dalam evaluasi
dan lain sebagainya. Pertanyaan tersebut meminta siswa untuk mengemukakan
pengetahuan sebelumnya.
Contoh :
“Siapa
pahlawan dari daerah Maluku?”
“Apa nama tambang tembaga di Irian Jaya?”
“Kapan terjadinya perang Diponegoro?”
18
Pada permulaan pelajaran, biasanya guru banyak mengajukan
pertanyaan yang menuntut ingatan agar siswa memiliki kesempatan untuk membentuk
atau menyusun kembali informasi yang telah meraka terima. Hal tersebut akan
dipakai sebagai dasar untuk memberi pertanyaan yang lebih kompleks. Umumnya
proses tersebut dapat berjalan dengan cepat karena guru dapat menggunakan
pertanyaan yang sifatnya memberikan pertanyaan arahan.
b)
Pertanyaan Pemahaman
Pertanyaan pemahaman
akan menuntut kemampuan siswa untuk membuktikan bahwa mereka telah memiliki
pengertian yang cukup untuk mengorganisasikan dan menyusun materi-materi yang
telah diketahui secara mental. Siswa harus
memilih fakta-fakta yang cocok untuk menjawab pertanyaan. Siswa harus berpikir
lebih dari sekedar mengingat kembali informasi-informasi supaya ia dapat
menjawab pertanyaan pamahaman. Siswa harus benar-benar telah menyerap informasi
dan mengerti materi
yang diberikan oleh guru, sehingga ia mampu misalnya antara lain menggambarkan
maknanya, menyatakan topik inti, dan membandingkan. Memahami akan menyangkut
menyatakan dengan kalimat sendiri. Pemahaman dapat juga berupa kemampuan
mengembangkan ringkasan yang lebih teliti, menuliskan kembali dan memberikan
simbol-simbol atau memberi contoh khusus untuk dapat menggambarkan ide yang
abstrak. Menginterpretasikan meliputi membeda-bedakan masalah yang umum,
meringkas permasalahan, mengatur kembali, dan mengacu kepada unsur-unsur
permasalahan sehingga siapapun dapat mengevaluasinya. Walaupun pertanyaan
pemahaman adakalanya hanya memperhatikan permintaan kemampuan berpikir yang tergolong tingkat kognitif rendah,
kenyataannya akan meliputi tugas siswa yang cukup sukar. Guru memerlukan
latihan untuk memgembangkan hubungan antara jumlah waktu yang realistik
diperlukan dengan jawaban terhadap partanyaan yang kompleks.
Contoh :
“Mengapa Anda memerlukan udar setia hari?”
19
“Terangkan
apa yang terjadi dari percobaab yang kita lakukan tadi (mengapa nyala api
menjadi padam pada lilin yang ditutup gelas?”)
“Apakah yang menjadi topik utama dari alinea ini?”
“Bagaimanakah perbedaan dari persamaan antara Wilayah Indonesia Bagian Tengah
dengan Wilayah Indonesia Bagian Timur?”
c)
Pertanyaan Penerapan
Jika siswa hanya dapat mengingat informasi atau
menjelaskan dan menginterpretasikan hal-hal yang mereka ingat itu belumlah
memadahi. Siswa juga harus mampu menerapkan informasi. Pertanyaan penerapan
adalah pertanyaan yang meminta siswa menerapkan informasi-informasi yang telah
mereka terima untuk dapat memecahkan suatu masalah. Pertanyaan penerapan
menghendaki siswa untuk menerapkan pengetahuan yang berupa aturan,
generalisasi, aksioma, atau proses pada suatu masalah dan menemukan satu
jawaban yang benar terhadap masalah itu. Siswa diminta untuk menerapkan suatu
pemahaman akan informasi untuk diterapkan pada situasi baru dimulai dengan yang
mirip hingga yang kondisinya berbeda dengan yang digambarkan sebelumnya atau
yang sudah dipahami siswa.
Contoh :
“Jika
X = 4 dan Y = 8; berapa 2X + 4Y”
“Dari conoh-contoh kejadian berikut man yang menggunakan
hukum Newton?”
“Menurut definisi kapitalisme, mana dari negara-nagara
berikut yang termasuk bukan kapitalis?”
“Tulislah suatu contoh dari aturan/prinsip yang tadi kita
diskusikan?”
d) Pertanyaan
Analisis
Pertanyaan
analisis menghendaki siswa untuk berfikir secara kritis dan mendalam.
Pertanyaan-pertanyaan analisis meminta siswa untuk:
1) Mengidentifikasi
motif, alasan-alasan atau sebab dari suatu kejadian;
20
2)
Mempertimbangkan dan
menganalisis informasi-informasi agar diperoleh kesimpulan dan generalisasi
berdasarkan informasi tersebut;
3)
Menganalisis suatu
kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan kejadian-kejadian yang dapat
mendukung atau menolak kesimpulan atau alasan itu.
Kata-kata yang sering ditemukan dalam pertanyaan analisis
antara lain: Identifikasi motif atau
sebab-sebab, membuat kesimpulan, menentukan kejadian, dukungan, analisis,
mengapa.
Contoh
:
“Mengapa
negara kita mengimpor minyak bumi?”
“Sekarang
percobaanmu sudah selesai, kesimpulan apa yang bisa kamu ambil dari hasil
percobaan itu?”
“Bukti-bukti
apa yang dapat kamu tunjukkan sehingga kamu dapat mengatakan bahwa makanan dari
laut adalah paling enak bagi pertumbuhan anak? ”
e)
Pertanyaan Sintesis
Adalah pertanyaan tingkat tinggi yang meminta siswa
menampilkan pikirannya sendiri yang kreatif. Pertanyaan jenis ini menghendaki
siswa: (1) menghasilkan komunikasi-komunikasi yang asli datang dari siswa
sendiri; (2) siswa membuat prediksi atau memperkirakan sesuatu; (3) memecahkan
masalah atau soal. Dalam pertanyaan sintesis pemecahan mendalam yang
dikehendaki bukan untuk memperoleh satu cara pemecahan masalah seperti pada
pertanyaaan penerapan tetapi memungkinkan jawaban yang kreatif dan bervariasi.
Adapaun kata-kata kunci yang sering ditemukan dalam pertanyaan sintesis antara
lain adalah: memperkirakan, menghasilkan, menuliskan, rencana mengembangkan, sintesis
mengkonstruksi, bagaimana bisa kita kembangkan, apa yang terjadi jika…,
bagaimana kita bisa memecahkan?
21
Contoh: untuk
komunikasi yang asli: “Nama apa yang bagi mesin sebagus ini?. “Tuliskan
pendapatmu tentang penyebab hilangnya sembako
(Sembilan bahan pokok) dari pasaran akhir-akhir ini?”
Untuk membuat
taksiran-taksiran: “Apa yang akan terjadi jika para pejuang seperti Pangeran
Diponegoro, Imam Bonjol, Cut Nyak Dien berhasil mengalahkan dan mengusir
penjajah Belanda?” “Akibat apa yang terjadi terhadap PBB jika terjadi perang
Dunia II?”
Untuk
memecahkan masalah: “Bagaimana cara mengukur tinggi pohon jika pohon itu tidak
bisa dinaiki atau ditebang?” “Dari mana Negara kita bisa memperoleh cadangan
devisa untuk mengatasi kasus moneter sekarang ini?”
f)
Pertanyaan Evaluasi
Pertanyaan Evaluasi,
seperti halnya pertanyaan analisis, dan sintesis adalah termasuk pertanyaan
tinggi yang menunutut proses mental yang tinggi pula. Pertanyaan evaluasi tidak
hanya memiliki satu jawaban tunggal. Pertanyaan evaluasi menghendaki siswa
dapat membuat keputusan tentang baik
tidaknya suatu ide, pemecahan masalah atau suatu karya seni. Pertanyaan
evaluasi juga meminta siswa untuk mengemukakan pendapatnya akan suatu kasus.
Kata-kata kunci yang sering digunakan dalam pertanyaan-pertanyaan evaluasi
antara lain: putuskan, argumentasi, memutuskan, mengevaluasi, mana gambar yang
paling baik, mana pemecahan yang paling baik, apakah pilihan ini yang paling
baik dan lain sebagainya. Contoh: “Apakah anak-anak diberikan keleluasaan untuk
menonton film-film penuh kekerasan tanpa mempertimbangkan akibat-akibatnya?”
“Tokoh mana yang paling kamu sukai dari cerita yang telah kamu baca?” “Pendekatan mana yang paling baik untuk
mengatasi masalah moneter sekarang ini?” “Benarkah pelajaran matematika itu
terlalu sukar bagi kamu?”
22
2.5 Keterampilan Bertanya Untuk Mengumpulkan Data
Keterampilan bertanya sangat diperlukan dalam
mengumpulkan data antara lain dalam melakukan wawancara dan menyusun angket.
Wawancara merupakan bagian dari tehnik pengumpulan data antara lain untuk
menggali informasi seperti dilakukan oleh pewawancara seperti wartawan, penyiar
televisi atau radio, dan lain sebagainya. Wawancara dan angket pada umumnya
dipakai untuk kepentingan penelitian dalam bidang ilmu-ilmu sosial. Berikut ini
Anda akan diajak untuk memahami tehnik pengumpulan data dengan wawncara dan
angket.
a.
Wawancara
Wawancara atau (interview)
adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh
pewawancara (pengumpul data kepada responden/orang yang diwawancarai).
Jawaban-jawaban dari responden dicatat atau direkam dengan alat perekam(tape
recorder). Tehnik wawancara dapat digunakan pada responden yang buta huruf atau
tidak terbiasa membaca dan menulis, misalnya anak-anak. Wawancara juga dapat
dilakukan menggunakan fasilitas telepon atau menggunakan wawancara jarak jauh
melalui siaran televisi seperti dilakukan Bapak Presiden.
1)
Keuntungan wawancara
·
Wawancara dapat
digunakan pada responden yang tidak bisa atau terbiasa membaca dan menulis.
·
Jika ada pertanyaan
yang belum dipahami, pewawancara dapat segera menjelaskannya.
·
Wawancara dapat
mengecek kebenaran jawaban responden dengan mengajukan pertanyaan pembanding,
atau dengan melihat wajah atau gerak-gerik responden. Yang terakhir ini tidak
dapat dilakukan apabila wawancara dilakukan melalui telepon.
2)
Kerugian wawancara
·
Wawancara memerlukan
biaya yang sangat banyak untuk perjalanan dan uang harian pengumpul data.
23
·
Wawancara hanya dapat
menjangkau jumlah responden yang lebih kecil.
·
Kehadiran pewawancara
mungkin mengaganggu responden.
Daftar wawancara,
peranan pewawancara untuk memperoleh kerja sama dengan yang diwawancarai sangat
penting. Responden perlu diberi penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian
dan responden mempunyai hak untuk menolak atau tidak bersedia menjadi responden
sebelum wawancara dilakukan.
Untuk mendapatkan
penerimaan dan kerjasama yang baik dari responden, terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan. Pertama adalah penampilan fisik, termasuk pakaian yang
dapat memberikan kesan apakah pewawancara dapat dipercaya atau mungkin dapat
mengancam keselamatan responden. Kedua adalah sikap dan tingkah laku
pewawancara. Ketiga, pewawancara harus memperkenalkan identitas dan
memperkenalkan identitas.
Keempat adalah persiapan, artinya pewawancara memahami dan
menguasai apa yang akanditanyakan kepada responden setiap saat, dan siap
menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang tujuan penelitian dan perkiraan lama
waktu bewawancara. Dalam melakukan wawancara, perlu diingat bahwa pewawancara
ingin mengetahui sikap dan pendapat respoden. Sebagai tamu, pewawancara harus
bersikap sesuai norma-norma yang berlaku.
Apabila jawaban atau tanggapan responden tidak jelas untuk
dimasukkan kedalam kategori yang mana dari sejumlah kategori yang sudah
disediakan, pewawancara mengulangi jawaban atau tanggapan yang diberikan
responden untuk kemudian menanyakan kepada responden kategori mana yang
menurutnya paling sesuai untuk jawaban tersebut. Pewawancara harus sudah
menguasai meteri yang ada dalam instrument atau pedoman wawancara. Jika pewawancara
masih terpusat kepada isntrumen saja akan merusak hubungan yang tercpta antara
pewawancara dengan yang diwawancarai. Keterampilan bertanya yang
24
cocok untuk melakukan
wawancara adalah pertanyaan melacak seperti dilakukan guru untuk menyempurnakan
jawaban siswa.
b.
Mengumpulkan data
menggunakan Angket
Angket adalah tehnik pengumpulan data dengan menyerahkan
atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.
Responden adalah orang yang memberikan tanggapan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan secara tertulis. Untuk dapat menggunakan tehnik ini para
respondennya harus dari kalangan yang bisa menjawab pertanyaan secara tertulis
atau dengan kata lain harus orang atau masyarakat terpelajar karena harus mampu
membaca dan menulis jawabannya.
Kelebihan tehnik angket
adalah:
·
Angket dapat menjangkau
sampel dalam jumlah besar karena dapat dikirim melalui pos;
·
Biaya yang diperlukan
untuk membuat angket relatif murah;
·
Angket tidak terlalu
mengganggu responden karena pengisiannya ditentukan oleh responden sendiri
sesuai dengan kesediaan waktunya
Kekurangan Tehnik
Angket
·
Jika angket dikirimkan
melalui pos, maka persentase yang dikembalikan relatif rendah.
·
Angket tidak dapat
digunakan untuk responden yang tidak terbiasa membaca dan menulis.
·
Pertanyaan-pertanyaan
dalam angket dapat ditafsirkan salah dan tidak ada kesempatan untuk mendapat
penjelasan.
Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat dibedakan menjadi
dua golongan, yaitu pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Pertanyaan terbuka
ialah pertanyaan dalam angket yang jawabannya tidak disediakan sehingga
responden bebas menuliskan jawabannya sendiri. Pertanyaan tertutup ialah
pertanyaan dalam angket yang jawabannya sudah disediakan sehingga responden
hanya tinggal memilih saja satu
25
jawaban yang disediakan dengan member tanda,
contohnya dengan melingkari huruf di depan jawaban yang terpilih.
Keuntungan pertanyaan terbuka adalah memberikan kebebasan
kepada responden untuk memberikan jwaban yang sesuai pandangannya. Kerugiannya
adalah sulit mengolahnya karena harus membaca serius jawaban yang diberikan dan
kemudian menggolong-golongkannya. Kelebihan pertanyaan tertutup adalah mudah
mengolahnya. Sedangkan kekurangan angket tertutup tidak memberikan kebebasan
kepada pengisi angket untuk memberikan jawaban sesuai dengan keadaan atau
keinginannya. Alternatif pilihan untuk mengatasi kekurangan dan kelebihan
penggunaan angket tertutup dan angket terbuka adalah dengan penggabungan
keduannya. Angket dapat pula dibuat dengan menyediaakan terlebih dahulu
jawaban, untuk kemudian disediakan ruang kosong untuk diisi jika responden
masihmerasa perlu atau ingin menambahkan alternatif jawaban lainnya selain yang
sudah disediakan.
Pertanyaan dalam angket sebaiknya dimulai dengan pertanyaan
yang diperkirakan paling menarik bagi responden dan tidak dengan pertanyaan
yang sensitif atau sangat pribadi. Sedangkan untuk pertanyaan yang bersifat
identitas; sebaiknya ditanyakan pada bagian akhir angket. Bentuk instrument angket
sebaiknya dibuat semenarik mungkin dan juga mudah untuk diisinya. Petunjuk
pengisiannya harus jelas, misalnya dengan meminta pembubuhan tanda (V) atau
memberikan lingkaran. Bisa juga pertanyaan yang setelah dijawab akan
mengarahkan pada pertanyaan beberapa nomor berikutnya. Dalam keaadaan demikian
harus terdapat petunjuk yang jelas, misalnya menerangkan bahwa jawaban nomor
ini berhubungan dengan dua atau lebih pertanyaan-pertanyaan nomorberikutnya.
Angket yang dikimkan
harus disertai surat pengantar yang menerangakan maksud dan tujuan penelitian
serta siapa penelitinya. Perlu juga dilampirkan sampul pengembalian yang sudah
beralamat dan berperangko yang sesuai dengan ketentuan.
26
c.
Studi Dokomentasi
Studi dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data yang
tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat
beraneka jenis dokumen baik dokumen resmi maupun yang tidak resmi. Dokumen
dapat dibedakan menjadi dokumen primer dan skunder. Dokumen primer adalah
dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa.
Misalnya antara lain ortobiografi, yaitu kejadian-kejadian yang menimpa diri
seseorang dituliskan oleh orang yang mengalaminya. Sedangkan dokumen sekunder
ialah jika suatu peristiwa dilaporkan kepada orang lain yang selanjutnya
ditulis oleh orang yang menerima informasi tersebut. Sipenulis tidak mengalami
peristiwa atau pengalaman yang terjadi yang dituliskannya itu. Contoh dokumen
sekunder antara lain adalah biografi, yaitu pengalaman atau kejadian yang
menimpa seseorang dituliskan oleh orang lain. Dokumen ini dituliskan tidak
untuk tujuan penelitian tetapi dituliskan untuk kepentingan sebenarnya yamg
terjadi di suatu tempat, lembaga atau perorangan. Keadaan ini memrlukan
perhatian peneliti untuk menjaga keutuhan dan keamanan dokumen tersebut.
Dokumen dapat berupa surat pribadi, buku harian, laporan, berita di koran,
majalah, televise, notulen rapat, dan lain sebagainya.
3
2.6 Keterampilan Memperoleh dan Menganalisis
Informasi
Kunci utama memperoleh informasi adalah melalui kemampuan
berbahasa yang baik. Kemampuan berbahasa ini menyangkut keseluruhannya, yaitu
kemampuan membaca yang cepat, cermat, dan mampu menganalisa isi bacaan.
Keterampilan bahasa lainnya adalah mendengar atau menyimak informasi baik hanya
melalui pendengaran ataupun melalui pendengaran bersama dengan penglihatan
seperti waktu kita menonton televisi.
Keterampilan bahasa yang paling menyeluruh adalah pada saat
kita harus mengungkapkan pikiran, hasil kerja, laporan kejadian, pekerjaan dan
lain sebagainya melalui bentuk laporan lisan maupun laporan tulisan.
27
Keterampilan bahasa
berupa pembicaraan formal dan bahasa tulisan formal ini merupakan
pengejahwentahan dari pemahaman, aplikasi, serta sintesa kemampuan kita dalam
menguasai suatu bahasa. Tidak banyak orang yang memiliki salah satu diantaranya
itupun sudah istimewa.
a) Keterampilan
Membaca
Pada umumnya orang suka membaca jika
materi yang dibaca itu menarik minat dan perhatiannya. Seperti misalnya membaca
berita pada surat kabar harian, majalah mingguan, buku cerita dan lain
sebagainya. Membaca jenis ini tidak terlalu perlu dipermasalahkan jika hanya
sekedar memenuhi hasrat sendiri untuk mengisi waktu atau mencari informasi
untuk sekedar kesenangan. Akan berbeda halnya jika membaca untuk keperluan
suatu tugas atau analisis informasi untuk kepentingan riset. Membaca untuk
kepentingan informasi yang obyektif untuk kepentingan ilmiah lazimnya
memerlukan sumber bahan bacaan yang relative banyak. Materi yang harus dibaca
terebut akan dicarikan keterkaitan, hubungan, pengaruh, perbandingan, dan lain
sebagainya antara suatu hal dengan hal-hal lainnya.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Ketrampilan bertanya
merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan jawaban/balikan dari
orang lain. Keterampilan bertanya terdiri dari
keterampilan bertanya dasar dan
keterampilan bertanya lanjut . Keterampilan
bertanya sangat diperlukan dalam mengumpulkan data antara lain dalam melakukan
wawancara dan menyusun angket. Kunci utama memperoleh informasi adalah melalui
kemampuan berbahasa yang baik.
3.2
Saran
Sebaiknya keterampilan bertanya dan
strategi bertanya yang dilakukan oleh guru lebih ditingkatkan agar siswa
belajar memperoleh
pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikirnya. Serta membantu siswa membentuk
harga diri, menciptakan rasa aman, memahami identitasnya, meningkatkan rasa
berpikir siswa, mempengaruhi secara positif dalam pencapaian hasil belajar
siswa dan menjamin rasa percaya.
28
DAFTAR
RUJUKAN
Radieta.
2011. Keterampilan Bertanya, (online),
(http:/www.google.com, diakses 25 September 2012).
Ramli,
kamrianti. Bertanya, (online),
(http:/www.google.com, diakses 25 September 2012).
Samlawi,
Fakih dan Bunyamin Maftuh. 1998. Konsep
Dasar IPS. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(Primary School Teacher Development Project) IBRD: LOAN 3496-IND 1998/1999.
29
Tidak ada komentar:
Posting Komentar