Minggu, 09 Februari 2014

keterampilan dasar ilmu sosial



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
            Dalam era globalisasi seperti saat ini kemajuan di bidang pendidikan berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Terkait kemajuan di bidang pendidikan, proses belajar mengajar di kelas pun ikut berkembang. Cara mengajar guru saat ini tidak seperti dulu yang hanya memberikan materi pada siswa tetapi saat ini guru menjadi fasilitator bagi siswa. Siswa dituntut mandiri dalam mengkaji materi pelajarannya dengan berdiskusi di dalam kelas mengenai materi yang dipelajari. Dan salah satu komponen utama adalah dengan bertanya. Selain untuk nilai partisipasi siswa, bertanya dalam pembelajaran di pandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa.
Seperti sekarang ini orang, lembaga, bahkan Negara yang memiliki dan memanfaatkan informasi akan lebih mampu menghadapi permasalahan dibandingkan pihak yang kurang memiliki atau tidak dapat memanfaatkan informasi. Langkah-langkah untuk memperoleh informasi antara lain dengan mencarinya pada sumber-sumber informasi seperti media masa, media elektronik, perputakan, menggunakan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali informasi dari individu atau masyarakat. Untuk mendapatkan informasi yang cukup lengkap diperlukan ketrampilan tertentu dalam hal menyusun, memilih, dan menggunakan pertanyaaan.
Sebenarnya inti dari setiap komunikasi antara manusia sangat tergantung pada kemampuan menggunakan pernyataan-pernyataan yang dimengerti kedua belah pihak yang berkomunikasi. Penggunaan pertanyaan misalnya oleh dua orang atau lebih dalam suatu pembicaraan sehari-hari merupakan hal yang paling sering dilakukan. Dalam masa modern seperti saat ini orang memiliki keterampilan berkomunikasi biasanya disukai dalam pergaulan memahami inti

1
2
permasalahan dari hal yang dibicarakan melalui penggunaan pertanyaan yang dimengerti oleh penerima pertanyaan atau pertanyaannya efektif.
1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan bertanya dasar?
2.      Bagaimana penggunaan keterampilan bertanya dasar?
3.      Apa saja komponen-komponen bertanya lanjut?
4.      Apa saja klasifikasi jenis petanyaan pada  variasi taksonomi?
5.      Bagaimana penggunaan keterampilan bertanya untuk mengumpulkan data?
6.      Bagaimana cara keterampilan memperoleh dan menganalisis informasi?
1.3 Tujuan
1.      Untuk mengetahui tentang maksud bertanya dasar.
2.      Untuk mengetahui tentang penggunaan keterampilan bertanya dasar.
3.      Untuk mengetahui tentang komponen-komponen bertanya lanjut.
4.      Untuk mengetahui tentang klasifikasi jenis petanyaan pada  variasi taksonomi.
5.      Untuk mengetahui tentang penggunaan keterampilan bertanya untuk mengumpulkan data.
6.      Untuk mengetahi tentang cara keterampilan memperoleh dan menganalisis informasi.






BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Keterampilan Bertanya
Dalam berbagai kegiatan sehari-hari orang biasa bertanya. Kegiatan tanya jawab ini terjadi di rumah, di pasar, di perjalanan, di kantor, di sekolah, dan dimanapun selalu terjadi kegiatan tanya jawab. Dalam kegiatan sehari-hari pertanyaan ditujukan untuk memperoleh informasi yang belum diketahuai oleh si penanya. Misalnya seseorang menanyakan jam berapa sekarang. Pertanyaan ini diajuakan karena si penanya belum mengetahui dan ingin mengetahui jam berapa saat ini. Demikian juga jika seseorang dalam perjalanan menanyakan rumah makan terdekat. Tujuan pertanyaannya adalah untuk memperoleh informasi yang tepat mengenai lokasi atau arah kemana harus menuju rumah makan yang belum diketahuinya.
Namun, untuk informasi yang memiliki tujuan bukan sekedar mengetahui sesuatu fakta atau informasi sederhana diperlukan cara bertanya yang sesuai dengan informasi yang tidak sederhana yang ingin diperoleh. Keterampilan bertanya sangat diperlikan oleh banyak orang dalam berbagai bidang pekerjaan. Orang yang paling sering menggunakan pertanyaan untuk keperluan pekerjaannya antara lain seperti pewawancara, wartawan, peneliti, dan guru. Semua profesi tersebut memebutuhkan keterampilan bertanya dalam rangka mengumpulkan, menggali, mengkonfirmasikan, dan menyampaikan informasi bagi kepentingan tertentu yang biasanya sudah direncanakan. Untuk memeperoleh keterampilan bertanya tersebut maka perlu memahami esensi dari pertanyaan-pertanyaan yang baik  melalui membuat latihan-latihan pertanyaan baik dalam bentuk tulisan maupun lisan. Sebenarnya inti dari setiap komunikasi antara manusia sangat tergantung pada kemampuan menggunakan pernyataan-pernyataan yang dimengerti kedua belah pihak yang berkomunikasi. Penggunaan pertanyaan misalnya oleh dua orang atau lebih dalam suatu pembicaraan sehari-hari
3
4
merupakan hal yang paling sering dilakukan. Dalam masa modern seperti saat ini orang memiliki keterampilan berkomunikasi biasanya disukai dalam pergaulan memahami inti permasalahan dari hal yang dibicarakan melalui penggunaan pertanyaan yang dimengerti oleh penerima pertanyaan atau pertanyaannya efektif.
Pengertian ketrampilan bertanya menurut marno (2008 : 115) adalah suatu pengajaran itu sendiri, sebab pada umumnya guru dalam pengajarannya selalu melibatkan/menggunakan tanya jawab. Ketrampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan jawaban/balikan dari orang lain. Hampir seluruh proses evaluasi, pengukuran, penilaian, dan pengujian dilakukan melalui pertanyaan.
Menurut Brown bertanya adalah setiap pernyataan yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri peserta didik. Cara untuk mengajukan pertanyaan yang berpengaruh positif bagi kegiatan belajar peserta didik merupakan suatu hal yang tidak mudah. Oleh sebab itu, sebagai pendidik kita hendaknya berusaha agar memahami dan menguasai penggunaan keterampilan dasar mengajar bertanya. Menurut Samsuddin, bertanya berfungsi untuk mengembangkan minat dan keingintahuan; memusatkan perhatian pada pokok masalah; mendiagnosis kesulitan belajar; kemampuan memahami informasi; kemampuan mengemukakan pendapat; dan mengukur hasil belajar.
Bertanya merupakan bagian sangat penting dalam proses pembelajaran. Keterampilan bertanya bahkan merupakan salah satu skill yang harus dimiliki oleh seorang guru. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa keterampilan bertanya merupakan salah satu item kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh setiap guru dan calon guru. Menurut Fraengkel bahwa jantung strategi belajar yang efektif terletak pada pertanyaan yang diajukan guru. Dalam mengajukan pertanyaan membutuhkan keterampilan. keterampilan bertanya merupakan salah satu keterampilan mengajar yang harus dimiliki guru disamping keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan
5
memimpin diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan mengajar perorangan.
Dalam proses belajar mengajar, pertanyaan yang diajukan guru bertujuan agar siswa belajar, yaitu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir.
Keterampilan bertanya meliputi keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. Kemampuan bertanya dasar mempunyai beberapa kemampuan dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Keterampilan bertanya lanjut adalah keterampilan yang dimiliki guru setelah guru memiliki keterampilan bertanya dasar yang lebih berusaha untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir, mendorong siswa agar kreatis dan memperbesar partisipasi siswa .
 Menurut Wragg dan Brown (1997), teknik bertanya efektif yaitu mengurangi sedikit kekeliruan. kekeliruan ini misalnya mengulangi pertanyaan sendiri, mengulangi jawaban siswa, menjawab pertanyaan sendiri, menimbulkan pertanyaan ganda, pertanyaan yang memancing jawaban serentak, dan menentukan siswa sebelum pertanyaan diajukan.
Seorang guru sudah sepatutnya memiliki keterampilan bertanya yang optimal karena di antara beberapa profesi sebagaimana dikemukakan diatas, gurulahyang paling sering menggunakan pertanyaan dalam tugas mengajarnya setiap hari. Meskipun tujuan berbagai pendidikan yang ada memiliki perbedaan-perbadaan mendasar, guru pada umumnya bertanya selalu bertanya kepada murid-muridnya. Bentuk pertanyaan bisa dilakukan untuk siswa secara perorangan untuk kelompok, ataupun seluruh kelas.Dari banyak hasil penelitian telah terbukti bahwa  penggunaan pertanyaan memiliki pengaruh yang sangat berarti tidak hanya terhadap hasil belajar siswa, tetapi juga pada suasana sosial di lingkungan kelas maupun suasana emosional antar guru dengan murid dan diantara murid dengan murid.

6
Guru yang menggunakan strategi bertanya yang baik kepada murid secara individual ternyata membantu murid membentuk harga diri, menciptakan rasa aman dan memahami identitasnya. Melalui penggunaan pertanyaan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajarnya juga meningkatkan rasa berpikir siswa, mempengaruhi secara positif dalam pencapaian hasil belajar siswa, menjamin rasa percaya. (Cunningham:1994).
Dari uraian di atas jelaslah para guru tidak hanya belajar bagaimana  “bertanya” yang baik dan benar, tetapi juga harus memahami bagaimana pengaruh setiap bentuk dan jenis pertanyaan terhadap proses belajar siswa di dalam kelas.
 Dalam proses belajar mengajar tujuan pertanyaan yang diajukan guru adalah agar siswa belajar, yaitu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir. Dalam PMB setiap pertanyaan baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntut tanggapan sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir termasuk dalam kelompok guru memberikan pertanyaan. Contohnya; “Siapa Proklamator Indonesia?” Ini adalah kalimat tanya yang meminta siswa mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Contoh lain: “Jelaskan pendapatmu tentang hutan di Kalimantan dan Sumatera pada tahun 2000 jika kebakaran hutan terus terjadi dan tidak bisa dipadamkan dengan sempurna!” Kalimat ini bukan kalimat tanya melainkan kalimat perintah yang menghendaki siswa mengembangkan kemampuan berpikirnya, menyusun apa yang telah diketahui  untuk menyusun suatu ramalan. Oleh karena itu kalimat perintah ini termasuk dalam kategori kalimat pertanyaan.
Cara mengajukan pertanyaan yang dilakukan seorang guru untuk mendapat hasil positif bagi kegiatan belajar sisiwa merupakan suatu hal yang mudah. Oleh karena itu seorang guru harus berusaha agar memahami dan menguasai keterampilan bertanya sebagai salah satu dari keterampilan mengajarnya.
Keterampilan bertanya terdiri dari keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut  (Bolla dan Pah: 1984). Keterampilan bertanya dasar memiliki beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan, sementara keterampilan bertanya lanjut merupakan
7
lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan upaya mengembangkan kemampuan berpikir siswa agar terbiasa melakukan inisiatif sendiri.
Beberapa penyebab penting mengapa keterampilan bertanya sangat penting dimiliki guru antara lain kebiasaan guru terlalu banyak menggunakn metoda ceramah, kebiasaan siswa dalam bertanya, melatih siswa mengemukakan gagasan, dan memperbaiki salah persepsi tentang bertanya. Pertama, kebiasaan guru mengajar hanya menggunakan metode ceramah yang tidak menguntungkan bagi tercapainya tujuan pengajaran karena cenderung menempatkan guru sebagi sumber informasi, sedangkan siswa hanya sebagai penerima informasi yang pasif. Kedua, latar belakang kehidupan anak dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang kurang biasa dimintakan pendapat atau mengajukan pertanyaan. Ketiga, penggalakan mengemukakan pendapat. Cara belajar siswa aktif merupakan pilihan yang menuntut siswa lebih banyak terlibat secara mental dalam proses belajar mengajar, seperti bertanya, berusaha menemukan jawaban-jawaban dari masalah yang dihadapi siswa. Keempat, anggapan yang salah mengenai tujuan menggunakan pertanyaan yang hanya dipakai sebagai instrumen evaluasi hasil belajar siswa.
Berdasarkan hal-hal tersebut, tampak bahwa penguasaan keterampilan bertanya bagi seorang guru adalah sangat penting, karena penguasaan keterampilan bertanya yang efektif dan efisien dalam proses belajar mengajar diharapkan dapat menghasilakan perubahan sikap kea rah positif dalam diri dan guru sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai secara optimal. Sebaliknya untuk pihak siswa, dan lebih banyak mendengarkan informasi dari guru, menjadi lebih banyak berpartisipasi dalam bentuk bertanya, menjawab pertanyaan dan mengajukan pendapat.
2.2  Penggunaan Keterampilan Bertanya Dasar
Ada beberapa tujuan yang ingim dicapai agar seorang guru dapat mengajukan pertanyaan dengan menggunakan keterampilan bertanya secara tepat.  Tujuan yang ingin dicapai dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa antara lain: membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok
8
bahasan; memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep; mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar; mengembangkan cara belajar siswa aktif; memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi; memperbaiki salah pengertian dan salah pemahaman konsep oleh  siswa; mendorong  siswa mengemukakan pendapatnya dalam diskusi; menguji dan mengukur hasil belajar siswa” (Bolla dan Pah; 1984)
1)         Hal-hal yang perlu diperhatikan
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar tujuan menggunakan keterampilan bertanya oleh guru dapat tercapai, antara lain guru harus memperhatikan ketepatan dalam pemakaian bahasa sehingga anak dapat memahami suatu konsep secara logis jika pertanyaannya ringkas dan jelas, serta frekuensi pertanyaaan yang tidak terlalu tinggi untuk jaraku perlu waktu sebentar. Pertanyaan yang dikemukakan guru perlu diarahkan pada pelajaran atau informasiyang dikaitkan selaras dengan materi pelajaran sehingga dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran.
Untuk membantu siswa agar  dapat memberikan terhadap pertanyaan guru, pertanyaan harus disusun dengan kata yang sesuai dengan tingakat perkembangan anak atau siswa yang ada dalam suatu kelas agar apa yang dimaksud dapat dicerna oleh pikiran mereka. Sering dilupakan perbedaan perbendaraan kata-kata antara siswa dengan guru, atau menganggap rendah tingkat berpikir siswa. Penggunaan dan pemilihan kata sebaiknya seefisien mungkin. Pertanyaan yang panjang dan melantur akan sulit untuk ditangkap oleh pikiran siswa dan biasanya tidak jelas apa yang menjadi tugas siswa secara khusus. Kadang-kadang dalam menyusun pertanyaan dapat diberikan kata-kata kuncinya untuk mengarahkan jawaban siswa. Dengan demikian pernyataan dapat disusun sedemikian rupa sehingga tugas siswa menjadi lebih jelas dan dapat memilih kata-kata dan menyusun kalimat untuk menjawab pertanyaan dari guru.
Guru menginformasikan ruang lingkup atau struktur (acuan) permasalahan yang akan didiskusikan. Selama pelajaran berlangsung
9
diusahakan agar siswa menerima informasi yang relevan. Hal demikian dapat mendukung hidupnya diskusi dan interaksi di antara para siswa dan juga dengan guru dan diskusi tetap relevan dengan tujuan yang ditetapkan pada saat pelajaran dimulai.
Ada dua aspek yang dapat diambil dari komponen memfokuskan persoalan ini. Pertama luang lingkup pertanyaan yang luas atau terbuka, contoh pertanyaan yang terbuka dan luas: “Apa akibat dari devaluasi yang dilakukan pemerintah Indonesia?” “Bagaimana iklim mempengaruhi cara berpakaian manusia?” “Apa pengaruh ASEAN terhadap Indonesia?” pertanyaan tersebut memerlukan jawaban yang luas. Akan lain halnya jika pertanyaan diubah menjadi contoh berikut: “Apa pengaruh ASEAN terhadap politik luar negeri Indonesia?” Pernyataan terakhir lebih memfokus kepersoalan khusus sehingga memungkinkan siswa untuk dapat menjawab secara lebih terarah. Kedua jenis pertanyaan tersebut diperlukan dalam proses belajar mengajar. Semua tergantung kepada tujuan serta masalah yang muncul dalam diskusi di kelas. Pada umumnya pertanyaan meluas diajuakan pada saat diskusi akan dimulai sebagai alat untuk melibatkan pikiran dan perhatian siswa secara lebih optimal. Pertanyaan yang lebih mengarah diajuakan sebagai cadangan untuk memberi informasi yang relevan dalam pertanyaan kepada siswa.
Aspek kedua memfokuskan terhadap jumlah tugas yang harus dilakukan siswa sebagai akibat dari pertanyaan guru. Contoh pertanyaan aneka fokus: “Apa pengaruh devaluasi terhadap penghasilan petani, pedagang , dan pegawai negeri?” Pertanyaan demikian membuat siswa berpikir secara terus-menerus dalam waktu bersamaan sehingga kurang baik karena proses belajar menjadi berkurang.
Jika siswa gagal menjawab pertanyaan atau jawabannya kurang sempurna atas pertanyaan yang diajukan guru, maka guru perlu melakukan hal-hal berikut:
1)      Menyusun kembali kata-kata yang ada dalam pertanyaan semula dalam versi yang paralel. Kegagalan siswa dalam menjawab pertanyaan
10
umunya disebabkan karena kegagalan dalam memahami kata-kata dlam pertanyaan yang sulit dimengerti.
2)      Menggunakan pertanyaan yang sederhana yang relevan dengan pertanyaan pertama, misalnya dengan menunjuk atau menggunakan pengalaman siswa, atau pengetahuan yang ada untuk membantu siswa menafsirkan pertanyaan.
3)      Mereview informasi yang diberikan sebelumnya adakalanya dapat membantu siswa dalam menjawab pertanyaan. Kegagalan siswa dalam menjawab dapat dipakai sebagai petunjuk bahwa materi pelajaran yang telah diberikan memiliki tingkat kesukaran yang agak tinggi.

Pemberian tenggang waktu untuk berpikir setelah guru bertenya merupakan factor yang sangat penting. Memberikan tenggang waktu kepada murid untuk menjawab pertanyaan minimal lima detik setelah pertanyaan diajukan dan menunggu lima detik setelah murid menjawab akan menghasilkan beberapa keuntungan, di antaranya siswa yang merespon terhadap jawaban mengeluarkan pendapat bertambah banyak, siswa yang bertanya juga semakin bertambah. Dan dari segi guru dengan adanya pemberian waktu ini adanya kecenderuangan guru untuk menambah variasi dalam bertanya (Rowe: 1974)
Dalam bertanya guru harus memberikan giliran di antara para siswa, jika satu pertanyaan yang diajukan guru tidak dijawab oleh seorang siswa, maka pertanyaan itu sebaiknya diajukan kepada siswa lainnya. Dengan adanya pemberian giliran untuk menjawab pertanyaan yang sama kepada siswa lainnya akan mengurangi pembicaraan guru yang tidak perlu, serta dapat meningkatkan respon secara langsung dari siswa dari siswa kepada temannya. Pemindahan giliran ini juga berlaku sebagai alat untuk membagi dan mendistribusikan perhatian guru kepada seluruh warga kelas agar sebanyak mungkin siswa dapat berpartisipasi.
Keantusiasan dan kehangatan perlu diperhatikan guru saat mengajukan pertanyaan dan ketika siswa memberikan jawaban. Upaya ini
11
bertujuan agar perhatian para siswa di kelas lebih terfokus kepada pokok bahasan yang sedang dibahas. Sikap, gaya guru, suara, ekspresi wajah, dan gerakan atau posisi badan akan nampak dan tidaknya kehangatan yang diberikan oleh guru. Cara lain yang dapat menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan guru ialah dengan cara menerima jawaban siswa dan menggunakan jawaban itu sebagai titik tolak uraian selanjutnya.

2)      Kebiasaan-kebiasaan yang perlu dihindari
                  Di dalam mengajukan pertanyaan ada beberapa hal yang perlu dihindari. Kebiasaan-kebiasaan tersebut antara lain:
a)      Mengulangi pertanyaan sendiri.
Kebiasaan ini akan menyebabkan siswa tidak memperhatikan pertanyaan guru karena mengharapkan guru mengulang kembali pertanyaanya.
b)      Mengulangi jawaban siswa.
Setelah suatu pernyataan dikemukakan dan kemiduan siswa memberikan jawaban, sering terjadi guru mengulangi kata-kata atau kalimat yang merupakan jawaban dari siswa. Dari sisi hal ini dapat memberi penguatan bagi siswa yang menjawab pertanyaan, akan tetapi dari sisi lain apabila mengulangi jawaban siswa ini menjadi kebiasaan guru, akan menimbulkan hal yang tidak dikehendaki, diantaranya waktu terbuang untuk mengulang jawaban yang sebenarnya tidak perlu. Hal lainnya dari segi siswa adalah mereka tidak mendengarkan jawaban dari temannya karena mengaharapkan guru mengulai jawaban itu sehingga mengurangi kesempatan untuk belajar dari jawaban siswa lain.
c)      Menjawab pertanyaan sendiri.
Kebiasaan ini akan mengakibatkan siswa frustasi atau mungkin sekali mereka tidak mengikuti pelajaran dengan baik. Siswa akan  beranggapan bahwa mereka tidak perlu memikirkan jawabannya, sebab guru akan menjawabnya. Akibat lain yang akan lebih buruk lagi
12
adalah siswa-siswa menampakkan sikap menyetujui jawaban guru sehingga guru berpendapat bahwa siswa-siswa telah memahami pelajarannya, padahal belum tentu demikian keadaan yang sebenarnya.
d)     Pertanyaan yang memancing jawaban serentak
Ada beberapa jenis pertanyaan yang memiliki sifat mengundang jawaban serentak. Pertama, pernyataan yang jawabannya terlalu mudah. Kedua, pernyataan yang memiliki pancingan tertentu yang mengundang jawaban serentak dan kata “kalian” dlam suatu pertanyaan memiliki kecenderungan memancing semua siswa menjawab secara serentak. Pertanyaan yang tidak termasuk dalam kedua jenis pertanyaan tersebut, dapat saja dijawab secara serentak oleh siswa, jika saja guru secara tidak sadar telah membiasakan siswa menjawab serentak. Kebiasaan ini perlu dihindari, karena dengan menjawab secara serentak guru tidak dapat mengetahui dengan pasti siapa yang menjawab dengan benar dan siapa yang menjawab salah. Dan kalian dalam pertanyaan kedua memiliki kecenderungan memancing semua siswa menjawab secara serentak. Pertanyaan yang tidak termasuk kedua jenis pertnyaan tersebut diatas dapat saja dijawab serentak oleh siswa, jika guru secara tidak sadar telah membiasakan siswa menjawab serentak. Kebiasaan ini perlu dihidari, karena dengan menjawab serentak guru tidak dapat mengetahui pasti siapa yang menjawab dengan benar dan siapa yang menjawab salah serta menutup kemungkinan akan adanya interaksi berikutnya.
e)      Pertanyaan ganda
Guru kadan-kadang tidak menyadari terbiasa mengajukan pertanyaan yang meminta siswa untuk melakukan lebih dari satu tugas. Misalnya: “Siapakah pahlawan nasional wanita dari Aceh?”, “Mengapa terjadi perlawanan rakyat Aceh?” “Dan apa akibat perang terhadap pemerintahan kolonial Belanda?” Dalam pertanyaaan ini terdapat tiga tugas sekaligus. Pertanyaan ganda ini dapat mematahkan semangat siswa yang hanya sanggup menyelesaikan satu dari semua tugas itu, dan karena itu dapat menyebabkan partisipasi siswa berkurang.
13
Pertanyaan ini seharusnya diajukan dalam tiga pertanyaan diajukan dalam waktu yang terpisah. Sebab itu jenis pertanyaan ganda, ini perlu dihindari.
f)       Menunjuk siapa yang harus menjawab sebelum mengajukan pertanyaan. Sebelum  mengajukan pertanyaan adakalanya guru menentukan nama siswa yang harus menjawab dapat menyababkan siswa lain tidak memikirkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan guru.  Sebab itu pertanyaan hendaknya diajukan terlebih dahulu kepada seluruh siswa, kemudian setelah menunggu sejenak barulah menentukan siapa yang harus menjawab. 

2.3     Komponen Komponen Bertanya Lanjut
                  Keterampilan bertanya lebih lanjut dibentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu semua komponen bertanya dasar yaitu pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan, pemindahan giliran, penyabaran, pemberian waktu berfikir dan pemberian tuntutan masih digunakan dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut meskipun tidak dibahas lagi disini. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah: (1)  pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan; (2)  pengaturan urutan pertanyaan; (3)  penggunaan pertanyaan pelacak; (4)  peningkatan terjadinya interaksi.
1.      Pengubahan tuntutan tingkat kognitif tingkat tinggi dalam menjawab pertanyaan
            Pada umumnya yang dikemukakan guru dapat mengundang proses mental yang berbeda-beda. Ada yang menuntut proses berpikir rendah, dan ada juga pertanyaan yang menuntut poses berpikir tinggi. Oleh sebab itu guru dalam mengajukan pertanyaan hendaknya dapat berusaha mengubah tuntutan tingkat kognitif  dalam menjawab pertanyaan dari tingkat yang sekedar mengingat fakta-fakta yang telah dipelajari siswa, ke berbagai tingkat kognitif seperti dalam taksonomi tujuan pengajaran dari Bloom yaitu tingkat kognitif yang lebih tinggi seperti pemahaman, penerapan, sintesis, dan evaluasi. Selain menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang disusun dengan memperhatikan taksonomi Bloom tersebut, guru dapat pula menyusun dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
14
pelacak untuk memenuhi maksud pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan.

2.         Pengaturan Urutan Pertanyaan
      Guru hendaknya mengatur urutan pertanyaan yang diajukan kepada siswa dari mulai tingkat kognitif rendah ketingkat kognitif tinggi. Contonya, guru memulai dengan mengajukan pertanyaan pemahaman setelah itu pertanyaaan penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Sebaliknya jangan bolak-balik tidak menentu, misalnya guru sudah sampai pada pertanyaan analisis lalu kembali pada pertanyaan penerapan atau pemahaman dan setelah itu kembali ke pertanyaan analisis. Perpindahan secara tidak menentu, bolak-balik, maju mundur seperti itu hanya akan membingungka siswa dan karenanya partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran akan menurun. Untuk itu guru hendaknya jangan cepat-cepat pindah dari pertanyaan-pertanyaan yang bermaksud melacaki atau membangun tingkat kognitif tertentu, tetapi sebaiknya siswa dapat diberi kesempatan untuk bekerja beberapa waktu lamanya pada satu tingkat tertentu saja dulu, sampai mantap, baru pindah ke tingkat kognitif berikutnya.

3.      Penggunaan Pertanyaan Melacak
      Jika jawaban yang diberikan siswa dinilai oleh guru benar, tetapi masih dapat ditingkatkan menjadi lebih sempurna, maka guru dapat mengajukan pertanyaan-partanyaan pelacak kepada siswa. Ada beberapa tehnik pertanyaan melacak yang dapat digunakan guru, yaitu klarifikasi, memberikan alasan, meminta kesepakatan, meminta ketepatan jawaban, meminta jawaban lebih relevan, meminta contoh, dan meminta jawaban lebih kompleks.

a.    Klarifikasi
Jika jawaban siswa kalimatnya kurang tepat kata-katanya, guru memberikan pertanyaan pelacak yang meminta siswa menjelaskan dengan kata-kata lain sehingga jawaban siswa menjadi lebih baik.
Contoh:
15
“Dapatkah kamu menjelaskan sekali lagi apa yang kamu maksud dengan...?”
“Dapatkah kamu menjelaskan dengan kata-kata lain?”
“Dapatkah kamu membuat rangkuman singkat dari penjelasan itu?”

b.    Meminta siswa memberikan alasan
Guru dapat meminta memberikan bukti untuk menunjang kebenaran suatu pandangan yang diberikan dalam menjawab pertanyaan guru.
Contoh:
“Apa bukti bahwa apa yang kamu katakan itu benar? ”
“Mengapa kamu mengatakan demikian?”
“Bagaiman kamu mendapat kesimpulan separti itu?”

c.    Meminta kesepakatan pandangan
Guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa-siswi lainnya untuk menyatakan persetujuan atau penolakan mereka serta memberikan alasan-alasannya terhadap suatu pandangan yang diungkapkan oleh seorang siswa denga maksud agar diperoleh pandangan yang benar dan dapat diterima oleh semua pihak.
Contoh:
“Siapa setuju dengan jawaban itu? Mengapa?”
“Adakah yang tidak setuju dengan pandangan itu?”
“Beri alasan mengapa kamu tidak setuju?”

d.   Meminta ketepatan jawaban
Bila jawaban siswa belum tepat guru dapat meminta siswa untuk meninjau kembali jawaban itu agar diperoleh jawaban yang tapat dengan mengajukan pertanyaan pelacak. Pertanyaan tersebut tentu saja tidak boleh membuat siswa malu. Andai kata akan menyababkan siswa malu, lebih baik guru menggunakan teknik pemindahan giliran.
Contoh:
16
Guru  : “Siapa yang memilih presiden di negara kita?”
Siswa : “Rakyat”
Guru  : “Ya, tapi apakah rakyat langsung memilih?”
Siswa : “Tidak, presiden dipilih oleh rakyat melalui wakil-wakil mereka MPR.”

e.    Meminta jawaban lebih relevan
Jika jawaban siswa kurang relevan dengan pertanyaan yang diajukan guru, maka guru dapat mengajukan pertanyaan yang memungkinkan siswa menilai kembali dengan kata-kata lain sehingga jawaban tersebut benar dan relevan.
Contoh:
Guru   : (guru baru saja menerangkan masalah polusi di kota besar, lalu bertanya kepada siswa : “Akibat-akibat buruk apa saja yang dapat timbul pada daerah industri?”
Siswa : “Penduduk desa akan berdatangan ke kota mencari pekerjaan, sehingga upah buruh di kota menjadi murah”
      Guru  : “Bagaimana hubungan jawabanmu dengan masalah polusi yang baru                          bapak terangkan tadi?”
f.     Meminta contoh
Siswa dapat memberikan jawaban samar samar atau terlalu luas, guru dapat meminta siswa itu untuk memberikan ilustrasi atau contoh-contoh nyata tentang apa yang dimaksudnya.
Contoh :
“Dapatkah kamu memberikan satu atau dua contoh dari jawabanmu itu?”
“Coba buat diagram untuk memperjelas jawabanmu”

g.    Meminta jawaban kompleks
Jika guru menganggap jawaban yang diberikan siswa masih dapat ditingkatkan menjadi lebih luas dan dalam, maka guru meminta siswa tersebut untuk memberi penjelasan atau ide-ide penting lainnya.
17
Contoh :
“Dapatkah kamu menjelaskan dengan lebih luas lagi dari ide yang kamu kemukakan tadi!”
“Dapatkah kamu memberikan ide penting lainnya lagi mengenai hal itu!”
4.   Peningkatan Terjadinya Interaksi.
        Agar peserta didik lebih terlihat secara keseluruhan, jawaban yang mungkin belum sempurna diberikan oleh salah seorang siswa tidak harus langsung kita jawab, namun kita lontarkan kembali ke semua orang agar memberikan komentar atau jawaban. Kalau bisa hindari menjadi tenaga pendidik otoriter yang hanya mau menang sendiri dalam berpendapat tanpa melibatkan peserta didik. Apalagi untuk konteks peserta didik sudah mampu berpikir mandiri. Yang kita perlukan hanya kisi-kisiataupoin-poinpokoksaja.

2.4   Variasi Taksonomi
Untuk variasi mengklarifikasikan jenis pertanyaan dan tujuan khusus cara berpikir siswa dalam hubungannya dengan pertanyaan guru, digunakan konsep antara lain:

a)      Pertanyaan Ingatan
      Pertanyaan menuntut ingatan adalah pertanyaan yang meminta siswa untuk mengingat kembali informasi yang telah diterima sebelumnya. Mengingat tidak hanya terhadap pengetahuan tentang fakta, tetapi juga mengingat akan konsep yang luas, generalisasi yang telah didiskusikan, definisi, metode dalam mendekati masalah, kriteria dalam evaluasi dan lain sebagainya. Pertanyaan tersebut meminta siswa untuk mengemukakan pengetahuan sebelumnya.
Contoh :
“Siapa pahlawan dari daerah Maluku?”
“Apa nama tambang tembaga di Irian Jaya?”
“Kapan terjadinya perang Diponegoro?”

18
Pada permulaan pelajaran, biasanya guru banyak mengajukan pertanyaan yang menuntut ingatan agar siswa memiliki kesempatan untuk membentuk atau menyusun kembali informasi yang telah meraka terima. Hal tersebut akan dipakai sebagai dasar untuk memberi pertanyaan yang lebih kompleks. Umumnya proses tersebut dapat berjalan dengan cepat karena guru dapat menggunakan pertanyaan yang sifatnya memberikan pertanyaan arahan.

b)                  Pertanyaan Pemahaman
Pertanyaan pemahaman akan menuntut kemampuan siswa untuk membuktikan bahwa mereka telah memiliki pengertian yang cukup untuk mengorganisasikan dan menyusun materi-materi yang telah diketahui secara mental. Siswa harus memilih fakta-fakta yang cocok untuk menjawab pertanyaan. Siswa harus berpikir lebih dari sekedar mengingat kembali informasi-informasi supaya ia dapat menjawab pertanyaan pamahaman. Siswa harus benar-benar telah menyerap informasi dan mengerti materi yang diberikan oleh guru, sehingga ia mampu misalnya antara lain menggambarkan maknanya, menyatakan topik inti, dan membandingkan. Memahami akan menyangkut menyatakan dengan kalimat sendiri. Pemahaman dapat juga berupa kemampuan mengembangkan ringkasan yang lebih teliti, menuliskan kembali dan memberikan simbol-simbol atau memberi contoh khusus untuk dapat menggambarkan ide yang abstrak. Menginterpretasikan meliputi membeda-bedakan masalah yang umum, meringkas permasalahan, mengatur kembali, dan mengacu kepada unsur-unsur permasalahan sehingga siapapun dapat mengevaluasinya. Walaupun pertanyaan pemahaman adakalanya hanya memperhatikan permintaan kemampuan berpikir  yang tergolong tingkat kognitif rendah, kenyataannya akan meliputi tugas siswa yang cukup sukar. Guru memerlukan latihan untuk memgembangkan hubungan antara jumlah waktu yang realistik diperlukan dengan jawaban terhadap partanyaan yang kompleks.
Contoh :
“Mengapa Anda memerlukan udar setia hari?”
19
“Terangkan apa yang terjadi dari percobaab yang kita lakukan tadi (mengapa nyala    api menjadi padam pada lilin yang ditutup gelas?”)
“Apakah yang menjadi topik utama dari alinea ini?” “Bagaimanakah perbedaan dari persamaan antara Wilayah Indonesia Bagian Tengah dengan Wilayah Indonesia Bagian Timur?”

c)      Pertanyaan Penerapan
Jika siswa hanya dapat mengingat informasi atau menjelaskan dan menginterpretasikan hal-hal yang mereka ingat itu belumlah memadahi. Siswa juga harus mampu menerapkan informasi. Pertanyaan penerapan adalah pertanyaan yang meminta siswa menerapkan informasi-informasi yang telah mereka terima untuk dapat memecahkan suatu masalah. Pertanyaan penerapan menghendaki siswa untuk menerapkan pengetahuan yang berupa aturan, generalisasi, aksioma, atau proses pada suatu masalah dan menemukan satu jawaban yang benar terhadap masalah itu. Siswa diminta untuk menerapkan suatu pemahaman akan informasi untuk diterapkan pada situasi baru dimulai dengan yang mirip hingga yang kondisinya berbeda dengan yang digambarkan sebelumnya atau yang sudah dipahami siswa.
Contoh :
“Jika X = 4 dan Y = 8; berapa 2X + 4Y”
“Dari conoh-contoh kejadian berikut man yang menggunakan hukum Newton?”
“Menurut definisi kapitalisme, mana dari negara-nagara berikut yang termasuk bukan kapitalis?”
“Tulislah suatu contoh dari aturan/prinsip yang tadi kita diskusikan?”

d)     Pertanyaan Analisis
Pertanyaan analisis menghendaki siswa untuk berfikir secara kritis dan mendalam. Pertanyaan-pertanyaan analisis meminta siswa untuk:
1)      Mengidentifikasi motif, alasan-alasan atau sebab dari suatu kejadian;
20
2)      Mempertimbangkan dan menganalisis informasi-informasi agar diperoleh kesimpulan dan generalisasi berdasarkan informasi tersebut;
3)      Menganalisis suatu kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan kejadian-kejadian yang dapat mendukung atau menolak kesimpulan atau alasan itu.
Kata-kata yang sering ditemukan dalam pertanyaan analisis antara lain: Identifikasi motif atau sebab-sebab, membuat kesimpulan, menentukan kejadian, dukungan, analisis, mengapa.
Contoh :
“Mengapa negara kita mengimpor minyak bumi?”
“Sekarang percobaanmu sudah selesai, kesimpulan apa yang bisa kamu ambil dari hasil percobaan itu?”
“Bukti-bukti apa yang dapat kamu tunjukkan sehingga kamu dapat mengatakan bahwa makanan dari laut adalah paling enak bagi pertumbuhan anak? ”
e)         Pertanyaan Sintesis
                  Adalah pertanyaan tingkat tinggi yang meminta siswa menampilkan pikirannya sendiri yang kreatif. Pertanyaan jenis ini menghendaki siswa: (1) menghasilkan komunikasi-komunikasi yang asli datang dari siswa sendiri; (2) siswa membuat prediksi atau memperkirakan sesuatu; (3) memecahkan masalah atau soal. Dalam pertanyaan sintesis pemecahan mendalam yang dikehendaki bukan untuk memperoleh satu cara pemecahan masalah seperti pada pertanyaaan penerapan tetapi memungkinkan jawaban yang kreatif dan bervariasi. Adapaun kata-kata kunci yang sering ditemukan dalam pertanyaan sintesis antara lain adalah: memperkirakan, menghasilkan, menuliskan, rencana mengembangkan, sintesis mengkonstruksi, bagaimana bisa kita kembangkan, apa yang terjadi jika…, bagaimana kita bisa memecahkan?


21
Contoh: untuk komunikasi yang asli: “Nama apa yang bagi mesin sebagus ini?. “Tuliskan pendapatmu tentang penyebab hilangnya sembako (Sembilan bahan pokok) dari pasaran akhir-akhir ini?”
Untuk membuat taksiran-taksiran: “Apa yang akan terjadi jika para pejuang seperti Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Cut Nyak Dien berhasil mengalahkan dan mengusir penjajah Belanda?” “Akibat apa yang terjadi terhadap PBB jika terjadi perang Dunia II?”
Untuk memecahkan masalah: “Bagaimana cara mengukur tinggi pohon jika pohon itu tidak bisa dinaiki atau ditebang?” “Dari mana Negara kita bisa memperoleh cadangan devisa untuk mengatasi kasus moneter sekarang ini?”  
f)          Pertanyaan Evaluasi
Pertanyaan Evaluasi, seperti halnya pertanyaan analisis, dan sintesis adalah termasuk pertanyaan tinggi yang menunutut proses mental yang tinggi pula. Pertanyaan evaluasi tidak hanya memiliki satu jawaban tunggal. Pertanyaan evaluasi menghendaki siswa dapat membuat keputusan  tentang baik tidaknya suatu ide, pemecahan masalah atau suatu karya seni. Pertanyaan evaluasi juga meminta siswa untuk mengemukakan pendapatnya akan suatu kasus. Kata-kata kunci yang sering digunakan dalam pertanyaan-pertanyaan evaluasi antara lain: putuskan, argumentasi, memutuskan, mengevaluasi, mana gambar yang paling baik, mana pemecahan yang paling baik, apakah pilihan ini yang paling baik dan lain sebagainya. Contoh: “Apakah anak-anak diberikan keleluasaan untuk menonton film-film penuh kekerasan tanpa mempertimbangkan akibat-akibatnya?” “Tokoh mana yang paling kamu sukai dari cerita yang telah kamu baca?”  “Pendekatan mana yang paling baik untuk mengatasi masalah moneter sekarang ini?” “Benarkah pelajaran matematika itu terlalu sukar bagi kamu?”



22
2.5   Keterampilan Bertanya Untuk Mengumpulkan Data
            Keterampilan bertanya sangat diperlukan dalam mengumpulkan data antara lain dalam melakukan wawancara dan menyusun angket. Wawancara merupakan bagian dari tehnik pengumpulan data antara lain untuk menggali informasi seperti dilakukan oleh pewawancara seperti wartawan, penyiar televisi atau radio, dan lain sebagainya. Wawancara dan angket pada umumnya dipakai untuk kepentingan penelitian dalam bidang ilmu-ilmu sosial. Berikut ini Anda akan diajak untuk memahami tehnik pengumpulan data dengan wawncara dan angket.
a.       Wawancara
         Wawancara atau (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data kepada responden/orang yang diwawancarai). Jawaban-jawaban dari responden dicatat atau direkam dengan alat perekam(tape recorder). Tehnik wawancara dapat digunakan pada responden yang buta huruf atau tidak terbiasa membaca dan menulis, misalnya anak-anak. Wawancara juga dapat dilakukan menggunakan fasilitas telepon atau menggunakan wawancara jarak jauh melalui siaran televisi seperti dilakukan Bapak Presiden.
1)      Keuntungan wawancara
·      Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak bisa atau terbiasa membaca dan menulis.
·      Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera menjelaskannya.
·      Wawancara dapat mengecek kebenaran jawaban responden dengan mengajukan pertanyaan pembanding, atau dengan melihat wajah atau gerak-gerik responden. Yang terakhir ini tidak dapat dilakukan apabila wawancara dilakukan melalui telepon.
2)      Kerugian wawancara
·      Wawancara memerlukan biaya yang sangat banyak untuk perjalanan dan uang harian pengumpul data.
23
·      Wawancara hanya dapat menjangkau jumlah responden yang lebih kecil.
·      Kehadiran pewawancara mungkin mengaganggu responden.
Daftar wawancara, peranan pewawancara untuk memperoleh kerja sama dengan yang diwawancarai sangat penting. Responden perlu diberi penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian dan responden mempunyai hak untuk menolak atau tidak bersedia menjadi responden sebelum wawancara dilakukan.
          Untuk mendapatkan penerimaan dan kerjasama yang baik dari responden, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama adalah penampilan fisik, termasuk pakaian yang dapat memberikan kesan apakah pewawancara dapat dipercaya atau mungkin dapat mengancam keselamatan responden. Kedua adalah sikap dan tingkah laku pewawancara. Ketiga, pewawancara harus memperkenalkan identitas dan memperkenalkan identitas.
         Keempat adalah persiapan, artinya pewawancara memahami dan menguasai apa yang akanditanyakan kepada responden setiap saat, dan siap menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang tujuan penelitian dan perkiraan lama waktu bewawancara. Dalam melakukan wawancara, perlu diingat bahwa pewawancara ingin mengetahui sikap dan pendapat respoden. Sebagai tamu, pewawancara harus bersikap sesuai norma-norma yang berlaku.
         Apabila jawaban atau tanggapan responden tidak jelas untuk dimasukkan kedalam kategori yang mana dari sejumlah kategori yang sudah disediakan, pewawancara mengulangi jawaban atau tanggapan yang diberikan responden untuk kemudian menanyakan kepada responden kategori mana yang menurutnya paling sesuai untuk jawaban tersebut. Pewawancara harus sudah menguasai meteri yang ada dalam instrument atau pedoman wawancara. Jika pewawancara masih terpusat kepada isntrumen saja akan merusak hubungan yang tercpta antara pewawancara dengan yang diwawancarai. Keterampilan bertanya yang
24
cocok untuk melakukan wawancara adalah pertanyaan melacak seperti dilakukan guru untuk menyempurnakan jawaban siswa. 
  
b.      Mengumpulkan data menggunakan Angket
         Angket adalah tehnik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden. Responden adalah orang yang memberikan tanggapan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis. Untuk dapat menggunakan tehnik ini para respondennya harus dari kalangan yang bisa menjawab pertanyaan secara tertulis atau dengan kata lain harus orang atau masyarakat terpelajar karena harus mampu membaca dan menulis jawabannya.
Kelebihan tehnik angket adalah:
·      Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat dikirim melalui pos;
·      Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relatif murah;
·      Angket tidak terlalu mengganggu responden karena pengisiannya ditentukan oleh responden sendiri sesuai dengan kesediaan waktunya
Kekurangan Tehnik Angket
·      Jika angket dikirimkan melalui pos, maka persentase yang dikembalikan relatif rendah.
·      Angket tidak dapat digunakan untuk responden yang tidak terbiasa membaca dan menulis.
·      Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah dan tidak ada kesempatan untuk mendapat penjelasan.
         Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Pertanyaan terbuka ialah pertanyaan dalam angket yang jawabannya tidak disediakan sehingga responden bebas menuliskan jawabannya sendiri. Pertanyaan tertutup ialah pertanyaan dalam angket yang jawabannya sudah disediakan sehingga responden hanya tinggal memilih saja satu
25
 jawaban yang disediakan dengan member tanda, contohnya dengan melingkari huruf di depan jawaban yang terpilih.
         Keuntungan pertanyaan terbuka adalah memberikan kebebasan kepada responden untuk memberikan jwaban yang sesuai pandangannya. Kerugiannya adalah sulit mengolahnya karena harus membaca serius jawaban yang diberikan dan kemudian menggolong-golongkannya. Kelebihan pertanyaan tertutup adalah mudah mengolahnya. Sedangkan kekurangan angket tertutup tidak memberikan kebebasan kepada pengisi angket untuk memberikan jawaban sesuai dengan keadaan atau keinginannya. Alternatif pilihan untuk mengatasi kekurangan dan kelebihan penggunaan angket tertutup dan angket terbuka adalah dengan penggabungan keduannya. Angket dapat pula dibuat dengan menyediaakan terlebih dahulu jawaban, untuk kemudian disediakan ruang kosong untuk diisi jika responden masihmerasa perlu atau ingin menambahkan alternatif jawaban lainnya selain yang sudah disediakan.
         Pertanyaan dalam angket sebaiknya dimulai dengan pertanyaan yang diperkirakan paling menarik bagi responden dan tidak dengan pertanyaan yang sensitif atau sangat pribadi. Sedangkan untuk pertanyaan yang bersifat identitas; sebaiknya ditanyakan pada bagian akhir angket. Bentuk instrument angket sebaiknya dibuat semenarik mungkin dan juga mudah untuk diisinya. Petunjuk pengisiannya harus jelas, misalnya dengan meminta pembubuhan tanda (V) atau memberikan lingkaran. Bisa juga pertanyaan yang setelah dijawab akan mengarahkan pada pertanyaan beberapa nomor berikutnya. Dalam keaadaan demikian harus terdapat petunjuk yang jelas, misalnya menerangkan bahwa jawaban nomor ini berhubungan dengan dua atau lebih pertanyaan-pertanyaan nomorberikutnya.
Angket yang dikimkan harus disertai surat pengantar yang menerangakan maksud dan tujuan penelitian serta siapa penelitinya. Perlu juga dilampirkan sampul pengembalian yang sudah beralamat dan berperangko yang sesuai dengan ketentuan.     
26
c.       Studi Dokomentasi
         Studi dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat beraneka jenis dokumen baik dokumen resmi maupun yang tidak resmi. Dokumen dapat dibedakan menjadi dokumen primer dan skunder. Dokumen primer adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa. Misalnya antara lain ortobiografi, yaitu kejadian-kejadian yang menimpa diri seseorang dituliskan oleh orang yang mengalaminya. Sedangkan dokumen sekunder ialah jika suatu peristiwa dilaporkan kepada orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang yang menerima informasi tersebut. Sipenulis tidak mengalami peristiwa atau pengalaman yang terjadi yang dituliskannya itu. Contoh dokumen sekunder antara lain adalah biografi, yaitu pengalaman atau kejadian yang menimpa seseorang dituliskan oleh orang lain. Dokumen ini dituliskan tidak untuk tujuan penelitian tetapi dituliskan untuk kepentingan sebenarnya yamg terjadi di suatu tempat, lembaga atau perorangan. Keadaan ini memrlukan perhatian peneliti untuk menjaga keutuhan dan keamanan dokumen tersebut. Dokumen dapat berupa surat pribadi, buku harian, laporan, berita di koran, majalah, televise, notulen rapat, dan lain sebagainya.

3                                                                                            2.6  Keterampilan Memperoleh dan Menganalisis Informasi
      Kunci utama memperoleh informasi adalah melalui kemampuan berbahasa yang baik. Kemampuan berbahasa ini menyangkut keseluruhannya, yaitu kemampuan membaca yang cepat, cermat, dan mampu menganalisa isi bacaan. Keterampilan bahasa lainnya adalah mendengar atau menyimak informasi baik hanya melalui pendengaran ataupun melalui pendengaran bersama dengan penglihatan seperti waktu kita menonton televisi.
      Keterampilan bahasa yang paling menyeluruh adalah pada saat kita harus mengungkapkan pikiran, hasil kerja, laporan kejadian, pekerjaan dan lain sebagainya melalui bentuk laporan lisan maupun laporan tulisan.
27
Keterampilan bahasa berupa pembicaraan formal dan bahasa tulisan formal ini merupakan pengejahwentahan dari pemahaman, aplikasi, serta sintesa kemampuan kita dalam menguasai suatu bahasa. Tidak banyak orang yang memiliki salah satu diantaranya itupun sudah istimewa.
a)      Keterampilan Membaca
            Pada umumnya orang suka membaca jika materi yang dibaca itu menarik minat dan perhatiannya. Seperti misalnya membaca berita pada surat kabar harian, majalah mingguan, buku cerita dan lain sebagainya. Membaca jenis ini tidak terlalu perlu dipermasalahkan jika hanya sekedar memenuhi hasrat sendiri untuk mengisi waktu atau mencari informasi untuk sekedar kesenangan. Akan berbeda halnya jika membaca untuk keperluan suatu tugas atau analisis informasi untuk kepentingan riset. Membaca untuk kepentingan informasi yang obyektif untuk kepentingan ilmiah lazimnya memerlukan sumber bahan bacaan yang relative banyak. Materi yang harus dibaca terebut akan dicarikan keterkaitan, hubungan, pengaruh, perbandingan, dan lain sebagainya antara suatu hal dengan hal-hal lainnya. 


 








BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
Ketrampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan jawaban/balikan dari orang lain. Keterampilan bertanya terdiri dari keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut . Keterampilan bertanya sangat diperlukan dalam mengumpulkan data antara lain dalam melakukan wawancara dan menyusun angket. Kunci utama memperoleh informasi adalah melalui kemampuan berbahasa yang baik.

3.2     Saran
      Sebaiknya keterampilan bertanya dan strategi bertanya yang dilakukan oleh guru lebih ditingkatkan agar siswa belajar memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikirnya. Serta membantu siswa membentuk harga diri, menciptakan rasa aman, memahami identitasnya, meningkatkan rasa berpikir siswa, mempengaruhi secara positif dalam pencapaian hasil belajar siswa dan menjamin rasa percaya.









28
DAFTAR RUJUKAN

Radieta. 2011. Keterampilan Bertanya, (online), (http:/www.google.com, diakses 25 September 2012).
Ramli, kamrianti. Bertanya, (online), (http:/www.google.com, diakses 25 September 2012).
Samlawi, Fakih dan Bunyamin Maftuh. 1998. Konsep Dasar IPS. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Primary School Teacher Development Project) IBRD: LOAN 3496-IND 1998/1999.












29

Tidak ada komentar:

Posting Komentar